Gelar Seminar C3, Politani Samarinda Dorong Prodi Kelapa

Gelar Seminar C3, Politani Samarinda Dorong Prodi Kelapa

 

 

 

Balikpapan, Ditjen Diksi - Sebagai upaya pelestarian komoditas plasma nutfah kelapa dan juga pemanfaatan kelapa dalam merehabilitasi dan konservasi lahan sebagai upaya untuk merebut kejayaan kelapa di Indonesia, Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Samarinda bersama Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) menggelar seminar internasional “Coconut Conservation Conference (C3)” di Balikpapan beberapa waktu lalu. Kegiatan ini juga diikuti dengan penanaman kelapa berbagai jenis varietas dari berbagai kabupaten yang dilaksanakan di wilayah Borneo Orangutan Survival Foundation, Samboja Lestari.

 

Seminar C3 dengan tema “Coconut for Conservation and Conserving World Coconut” tersebut menghadirkan beberapa narasumber, yakni Prof. Nelson Pomalingo (Ketua Kopek), Jelfina C. Alouw (Ketua Internasional Coconut comonity/ICC), Yohanes Samosir (Penasihat Coconut Knowledge Center), Viraj Bagaria (T&I Global  India), Steivie Karouw (Kepala Balitpalma, Manado), dan Awaluddin (CV Printis Mitra Mandiri Sukses, industri serabut kelapa Kalimantan Timur).

 

Selain itu, juga hadir para bupati, wakil bupati, kepala dinas pertanian dan perkebunan dari masing-masing kabupaten, pemerhati dan pengusaha/asosiasi kelapa, AFKASI, perguruan tinggi/akademisi, serta Pemerintah Kota Balikpapan dan Samarinda. 

 

Hamka selaku Direktur Politani Samarinda mengatakan, kelapa adalah tanaman kehidupan dan tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. “Saya berharap kegiatan ini akan mendorong terbentuknya program studi baru khusus kelapa sehingga bisa mencetak SDM yang andal di komoditi kelapa ini,” tuturnya.

 

Menurut Ujang Rahmad selaku Kadis Perkebunan Provinsi Kaltim yang turut membacakan sambutan Gubernur Kaltim menyampaikan bahwa tanaman kelapa di Kaltim hanya sekitar 1 persen dari total komoditas perkebunan di Kaltim, sedangkan industri perkebunan di Kaltim sangat didominasi oleh sawit, yakni lebih dari 80 persen dari total perkebunan di Kaltim. Oleh karena itu, “Pemerintah Kaltim sangat mendukung pengembangan kelapa sebagai diversifikasi komoditas perkebunan. Hanya saja, perlu dipastikan bahwa nantinya produk kelapa ini bisa diserap oleh pasar. Kami berharap konferensi ini akan dihasilkan rumusan untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan kelapa,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa, dalam sambutan yang dibacakan oleh Direktur Pangan dan Pertanian, Anang Nugroho, berharap dengan semangat para anggota Kopek, kejayaan kelapa bisa kembali bangkit. Ia menjelaskan, dari tahun ke tahun produksi kelapa Indonesia terus menurun. Padahal, sesuai data 2020, ekspor kelapa mencapai US$1,2 miliar dan menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. “Terima kasih atas kerja sama semua pihak yang mendukung semua kegiatan ini. Semoga konferensi ini bisa melahirkan gagasan-gagasan yang bisa membangkitkan kelapa dan mendorong pelestarian kelapa Indonesia,” ungkapnya. 

 

Sementara itu, Ketua Kopek, Prof. Nelson Pomalingo yang juga Bupati Gorontalo, menyampaikan beberapa hal terkait perlunya sinergi dari hulu dan hilir agar petani tertarik untuk menanam kelapa. Kelapa diharapkan menjadi plasma nuftah dan salah satu tanaman konservasi di Ibu Kota Negara (IKN) dan juga lahan-lahan marginal lainnya. “Intinya, kita akan bangkitkan semangat perkelapaan. Kita ingin mewarnai ibu kota yang baru dengan kelapa dan menjadikan kelapa sebagai tanaman Nusantara,” pungkasnya. (Diksi/AL/AP/NA)