Dua Minggu Buka Toko Printing, Omzet Alumnus PKW 2X UMP Riau

Dua Minggu Buka Toko Printing, Omzet Alumnus PKW 2X UMP Riau

Siak, Ditjen Vokasi - Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) tak hentinya melahirkan rintisan usaha baru. Kali ini praktik baik dari program tersebut pun berada di kota industri pinggir Sungai Siak. Salah satunya adalah Puspita Hati atau biasa disebut Pita. Ia bisa merintis usahanya di bidang printing dan sablon dengan mengikuti program PKW 2022 di LKP Qwerty Computer, Siak, Riau.


“Saya tidak punya dasar desain dan ingin menjadi wirausaha. Lalu kebetulan ada program PKW di bulan Juni 2022,” ungkap Pita yang menceritakan latar belakangnya mengikuti program tersebut.


Tak membuang kesempatan yang hadir ke hidupnya, ia pun belajar sungguh-sungguh dalam membuat desain di Adobe Photoshop maupun di Canva. Ia juga diberikan bekal materi kewirausahaan yang sangat berguna untuk membuka usaha. Menurutnya, kedua materi itulah yang ingin ia dapatkan dan tidak ia temukan di bangku sekolah. 


Lebih lanjut, Pita bercerita bahwa waktu berlalu begitu cepat karena satu bulan sudah proses pembelajaran program PKW berlangsung. Ia dan 19 alumni PKW lainnya di LKP Qwerty Computer diarahkan untuk membuka rintisan usaha. LKP Qwerty pun memfasilitasi alumni PKW dalam pembinaan rintisan usaha dan menyediakan alat printing dan cutting di teaching factory (Tefa).


“Anak-anak yang belum punya peralatan cutting, kami fasilitasi dulu di Tefa tersebut sehingga bisa membuka usaha tanpa membutuhkan modal yang terlalu besar dan bisa dipakai bersama,” jelas Ridona selaku Pemimpin LKP Qwerty Computer.


Itulah yang dialami oleh Pita sebelum membuka toko pribadi.  Ia membuka rintisan usaha melalui daring terlebih dahulu sekaligus untuk mengumpulkan modal. Hingga di bulan Mei 2023 lalu, ia memberanikan diri membuka usaha sablon dan printing. Dengan modal kurang dari Rp50 juta, ia membuka toko di depan rumahnya.




“Saat ini saya sudah punya alat cutting stiker, printing, dan modal yang diberikan oleh LKP melalui program PKW yaitu satu lusin baju kaos, gantungan, dan setengah lusin mug,” tutur Pita.


Belum genap satu bulan, usaha Pita sudah berjalan cukup maksimal. Ia bisa menghasilkan omzet sebesar Rp 8 juta dan profit bersih Rp 5 juta. 


Pita menambahkan, “Toko sablon dan printing-nya baru dibuka 2 minggu yang lalu di pertengahan Mei. Tapi, alhamdulillah omzetnya udah lumayan.”


Pita juga memperkirakan bahwa kalau dihitung omzet satu bulan ke depan ia bisa mendapatkan omzet dua digit, yaitu sekitar belasan juta. Hal itu bukanlah tidak mungkin, semenjak lulus dari program PKW dan membuka usaha rintisan secara daring, ia sudah dipercaya oleh banyak orang terkait jasanya. Bahkan, ia pernah mendapatkan order kartu undangan lebih dari 2.000 pcs dan puluhan sablon kaos.




Di usianya yang masih 20 tahun, Pita berani mengambil langkah untuk membuka usaha di bidang yang ia pilih. Menurut Vita, program PKW sudah memberikan jalan hidup agar bisa berwirausaha. Ia juga berterima kasih kepada LKP Qwerty Computer karena telah menjadi tempat terbaik untuk mengembangkan potensi.


“Kalau saya tidak mengambil langkah ikut PKW, mungkin saya gak berani berwirausaha. Terlebih di LKP Qwerty Computer dilakukan pembinaan usaha rintisan jadi pas selesai program tidak dilepas begitu saja,” jelas Pita. (Zia/Cecep)