Dosen Poltek Harber Kenalkan Jalur Rempah Lewat Wisata Digital

Dosen Poltek Harber Kenalkan Jalur Rempah Lewat Wisata Digital

Tegal, Ditjen Vokasi - Terinspirasi dari kekayaan rempah yang dimiliki Indonesia, dosen Teknik Informatika Politeknik Harapan Bersama (Poltek Harber) Kota Tegal, Muhammad Fikri Hidayatullah dan Dwi Intan Af'idah, menciptakan aplikasi Rempah Tour. Aplikasi ini bertujuan untuk mengenalkan pada generasi saat ini bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempahnya.


Fikri Hidayatullah menuturkan bahwa Rempah Tour merupakan platform wisata digital dengan menggunakan teknologi virtual tour yang akan membawa pengunjung menyusuri jejak keagungan jalur rempah masa lalu dan korelasinya di masa sekarang.


“Rempah nusantara tidak hanya bicara tentang perdagangan dan distribusi rempah saja. Namun, periode itu meninggalkan warisan agung dalam bentuk akulturasi budaya yang masih kita lihat hingga hari ini seperti dalam bahasa, arsitektur dan kuliner,” kata Fikri.


Inovator lainnya, Dwi Intan Af'idah, menambahkan aplikasi Rempah Tour dirancang berbasis website dan android. Dengan begitu anak-anak muda dapat mengetahui jejak rempah nusantara dengan mudah.


“Lewat fitur-fitur yang ada pada Rempah Tour, seperti virtual tour, marketplace, dan chatbot menjadikan aplikasi ini informatif, komunikatif, dan interaktif. Harapan adanya marketplace juga bisa membantu pelaku usaha atau UMKM yang berada di jalur rempah yang kami cantumkan pada virtual tour tersebut,” ujar Intan.


Saat ini aplikasi Rempah Tour sudah tersedia di Play Store dan juga di website jejak rempah.com. Lewat aplikasi ini Intan berharap dapat ikut serta mengenalkan dan mengedukasi rempah-rempah pada generasi saat ini.


Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai negara dengan rempah-rempah yang melimpah dari zaman penjajahan inggris saat ini. Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO), pada 2016 Indonesia pernah menempati peringkat ke-4 sebagai negara penghasil rempah di dunia.


Pasalnya rempah-rempah pernah menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bahkan, pada masa penjajahan rempah khas Indonesia memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan emas.


Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Muda pada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Bagus Ujianto, menyampaikan apresiasi atas dibuatnya aplikasi Rempah Tour. Aplikasi ini sangat membantu dalam pengelolaan cagar budaya maupun objek yang diduga cagar budaya melalui tampilan visual dan aktual yang mampu menyampaikan cerita dari visualisasi yang ditampilkan.


“Semoga aplikasi ini dapat menumbuhkan rasa peduli dan cinta akan warisan budaya Indonesia di semua kalangan. Terima Kasih telah ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia,” kata Bagus. (Poltek Harber/Nan/Cecep)