Dirjen Pendidikan Vokasi Gelar Halal Bihalal Secara Virtual
Pendidikan Vokasi, Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi), menggelar Halal Bihalal dalam suasana Idulfitri secara Virtual. Halal Bihalal yang bertajuk “Semangat Menuju Vokasi untuk Memajukan Indonesia” tersebut dilakukan bersama seluruh pegawai Ditjen Vokasi, baik Dirjen, Direktur, Pimpinan Politeknik dan Akademi Komunitas, Pejabat Struktural, Jabatan Fungsional dan seluruh Staf.
Acara dibuka oleh Plt. Sekretaris Ditjen Vokasi, Wartanto. Dalam laporannya disampaikan bahwa acara ini dimaksudkan sebagai ajang untuk saling mohon maaf serta mengikat tali silaturahmi antara pimpinan dan seluruh pegawai. Dalam masa pandemi ini kita harus membangun kekompakan bersama; tetap loyal terhadap pimpinan; menghindari perbuatan tercela; bekerja yang bermutu dengan hasil yang memuaskan; serta lebih mendekatkan kepada Tuhan YME, tutur Wartanto mengakhiri laporannya.
Selanjutnya Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto memberikan pengarahan, dengan pertama-tama menyampaikan ucapan yang lekat dengan nuansa idulfitri serta turut memberikan semangat kerja. "Kepada para pejabat dan seluruh staf di lingkungan keluarga besar Ditjen Vokasi, saya mengucapkan selamat Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin. Semoga hikmat hari raya ini memberikan kekuatan dan semangat bagi kita untuk bekerja dan memberikan pelayanan terbaik, untuk mengembangan vokasi di Indonesia, ungkapnya (27/5/20).
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Vokasi mengajak para pejabat dan seluruh pegawainya, menjadikan semangat hari kemenangan ini untuk saling mendukung, menguatkan serta saling mengisi, dalam menghadapi masalah Covid-19. "Tentu di dalam menghadapi masalah besar yakni Covid-19 ini diperlukan kebersamaan kita untuk memikirkan bagaimana agar pendidikan Vokasi tetap bisa bersinar”.
Saat ini, kita semua sedang berada dalam satu cobaan besar, yaitu situasi yang kita tidak bisa menebak kapan pandemi ini akan berakhir. Jadi jangan lupa untuk tetap bahagia dengan situasi saat ini untuk meminimalisir stress. Kita juga perlu untuk mulai beradaptasi dengan segala perubahan yang muncul dengan menerapkan new normal/tatanan baru.
Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonesia lekat dengan keramahannya. Namun, segala bentuk keramahannya harus disesuaikan dengan new normal yang berlaku. Jika dulu, kita selalu berjabat tangan jika bertemu orang, sekarang orang akan lebih memilih untuk tidak berjabat tangan. Jika dulu kita sungkan mengenakan masker, sekarang kita harus mengenakan masker jika berada di ruang publik. Akan terbentuk pola kehidupan baru lainnya yang akan diterapkan agar kita bisa hidup berdampingan dengan COVID-19.
Kita semua adalah bagian dari perubahan dan kita harus terus beradaptasi dengan perubahan yang ada. New Normal tidak akan senormal sebelumnya, akan ada pola baru. Tentunya kampus dan pendidikan vokasi tidak dapat menerapkan pola lama. Selama pandemi ini, kita harus mau berpikir bahwa semua komponen sedang mengalami perubahan. “Kita harus mampu berubah”, kata Wikan menutup sambutannya. (Misi/ISA/AS)