BBPPMPV Bispar Tingkatkan Kompetensi Instruktur  LKP Bidang Tata Kecantikan Kulit dan Tata Busana

BBPPMPV Bispar Tingkatkan Kompetensi Instruktur LKP Bidang Tata Kecantikan Kulit dan Tata Busana

Depok, Ditjen Vokasi - Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) mengemban tugas untuk melaksanakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi sesuai dengan bidangnya. Kali ini BBPPMPV Bidang Bisnis dan Pariwisata (Bispar) sukses menyelenggarakan program Upskilling dan Reskilling Berstandar Industri bagi Instruktur Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bidang Keahlian Tata Kecantikan Kulit dan Tata Busana Tahun 2023.


Program tersebut merupakan aksi nyata dari norma, prosedur, dan kriteria yang disusun oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan yang dilaksanakan melalui BBPPMPV Bispar, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.


Kepala BBPPMPV Bispar, Sabli, menjelaskan bahwa tujuan dari program tersebut adalah untuk meningkatkan penguasaan teknis dan teknologi yang dipergunakan di dunia kerja, khususnya bagi instruktur di LKP.


“Instruktur yang mengikuti kegiatan ini diharapkan bisa mengenalkan budaya dan etos kerja di dunia kerja kepada peserta didik dan instruktur lainnya di LKP,” tutur Sabli dalam sambutan pembukaan pada acara yang diselenggarakan pada akhir bulan Mei lalu.


Adapun peserta ini terdiri dari 20 orang instruktur LKP bidang keahlian tata kecantikan kulit dan instruktur tata busana sebanyak 19 orang. Program ini pun disambut positif oleh peserta. Dona Wahyuni Simbolon, peserta dari LKP Lonari Medan, menyampaikan apresiasinya karena mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa. 


“Pelatihan ini menambah pengetahuan saya khususnya di bidang hand and foot spa. Ada beberapa teknik spa terbaru yang sebelumnya tidak saya tahu. Tentunya, nanti akan berguna ketika saya mengajar di LKP,” ungkap Dona.


Hal senada disampaikan oleh Nurcholis, peserta dari LKP Mizu Semarang. Ia berharap kegiatan ini dapat berlanjut ke level selanjutnya dan diselenggarakan setiap tahun untuk instruktur lain. 








Nurcholis mengatakan, “Program ini salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kualitas di LKP. Bila instruktur kompeten maka bisa mengembangkan keahlian peserta didik juga. Dengan begitu berdampak pada peningkatan kualitas SDM.” 

 

Koordinator Penjaminan Mutu dan Fasilitasi BBPPMPV Bispar, Akhirudin, menyampaikan bahwa program ini berfokus pada peningkatan kompetensi instruktur melalui praktik magang di industri. Selanjutnya, peserta juga akan melalui Uji Sertifikasi Industri sesuai kriteria yang ada dan menyesuaikan dengan industri tempat magang. Proses penilaian hasil magang industri bagi instruktur LKP tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak industri.


Untuk meningkatkan kompetensi instruktur, peserta berkesempatan untuk praktik magang dengan durasi setara 30 jam pelajaran (jp) di industri mitra. Dengan demikian, mereka dapat mengenal prosedur kerja pembuatan produk, teknologi terbarukan, budaya kerja, dan budaya mutu yang diterapkan di dunia kerja/industri.


Berdasarkan latar belakangnya, Program Upskilling dan Reskilling Berstandar Industri bagi Instruktur LKP dilandasi oleh masih tingginya jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,50 juta orang atau sebesar 9,71 persen dari seluruh penduduk di Indonesia, menurut Data BPS tahun 2021. 


Tingginya angka penduduk miskin berkorelasi erat dengan putusnya akses kepada pendidikan dan pengangguran. Program kursus dan pelatihan menjadi salah satu solusi terhadap pengentasan permasalahan-permasalahan tersebut. Program inilah bisa menjadi katalisator terciptanya masyarakat berpengetahuan, terampil dan mempunyai karakter jiwa wirausaha dengan cara mengembangkan diri, profesi, bekerja, maupun berusaha mandiri. 


Kualitas instruktur sangat menentukan pencapaian tujuan program. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan bidang yang berperspektif holistik dan integratif, antara pengembangan hardskill dan softskill. Hingga akhirnya mereka mampu mengoptimalkan perannya sebagai agen edukasi untuk terciptanya pembelajaran kursus dan pelatihan yang berbasis dunia kerja.



Rangkaian program ini dihadiri pula oleh Putra Nababan, Anggota DPR RI Komisi X Bidang Pendidikan, yang menjadi narasumber dengan tema ‘Kebijakan Pendidikan di Indonesia’. Dalam kesempatan tersebut, Putra Nababan menyampaikan apresiasinya kepada instruktur LKP yang telah berjuang untuk mendorong perubahan dalam pendidikan vokasi. 


Dalam diskusi tersebut, Putra Nababan menyampaikan bahwa pada masa pascapandemi seperti sekarang, ada pekerjaan yang menjadi sangat relevan dan penting, salah satunya bidang kesehatan, bidang sosial media, dan bidang pariwisata. 


“Saya kembali mengingatkan pentingnya seorang pengajar untuk menggali minat dan bakat peserta didik. Bila seorang pengajar dapat mengembangkan minat dan bakat, maka akan menghasilkan output yang sangat luar biasa,” jelas Putra. 


Di sisi lain, kegiatan ini pun memberikan dampak kepada industri. Deta Indriana, selaku co-founder Aleenahoz Beauty, menyampaikan apresiasinya karena dapat terlibat dalam kegiatan magang di program ini. 


“Setelah magang industri selesai, saya berharap agar para instruktur mampu menciptakan tenaga kerja yang nantinya siap terserap industri karena sudah membeli bekal kompetensi,” ujar Deta.


Selain itu, ia juga mendorong agar instruktur LKP tetap update tentang kondisi dan kebutuhan industri sehingga dapat mengimplementasikan dan mengajarkan kepada para peserta didiknya. (BBPPMPV Bispar/Zia/Cecep)