Bantu Petani Padi, Polinema Ciptakan Alat untuk Atasi Hama Tikus dan Burung
Malang, Ditjen Vokasi - Sebagai salah satu implementasi Merdeka Belajar, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) telah mendorong lahirnya berbagai inovasi yang dapat menjawab persoalan di masyarakat. Salah satunya seperti alat pengusir hama tikus dan burung yang dikembangkan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema).
Alat pengusir hama untuk ladang padi ini menggunakan sistem gelombang ultrasonik yang dapat mengusir tikus dan burung. Alat ini menggunakan speaker horn, di mana output suaranya adalah orang mengusir burung dan kaleng-kaleng kosong.
Ide pengembangan alat pengusir hama ini berawal dari kendala yang dihadapi petani, yakni serangan hama dan burung yang bisa menyebabkan padi gagal panen. Tim Program Kreativitas Mahasiswa untuk Penerapan Iptek (PKM-PI) Polinema yang terdiri atas Geri Widianto dan Wita Astuti (Prodi D-4 Sistem Kelistrikan), Yahya Al Fariz (Prodi D-3 Teknik Elektronika), serta Mohammad Videla Rosendy Dirgantara (Prodi D-4 Teknik Informatika).
Pengembangan alat ini di bawah bimbingan Rahman Azis Prasojo. Tim ini awalnya mengunjungi sawah yang terletak di Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Petani di Desa Kemiri mengeluhkan adanya serangan hama burung dan tikus sehingga bisa mengalami kerugian akibat serangan hama tersebut,” kata Geri Widianto.
Warga desa mengaku serangan hama tersebut bisa menurunkan hasil panen menjadi sekitar 430 kg dalam satu kali panen. Padahal, jika tidak diserang hama hasil panen padi warga dapat mencapai 500 kg.
Selama ini untuk mengusir hama tikus, warga desa memasang makanan yang telah ditaburi racun tikus. Sedangkan itu, untuk mengusir hama burung, warga menggunakan tali yang diikatkan ke kaleng dan dikaitkan antartiang. Jika ditarik akan mengeluarkan bunyi yang berisik untuk mengusir burung.
Kendala lain yang harus dihadapi petani yaitu harus menunggu sepanjang hari di sawah untuk mengusir hama burung. Padahal, petani juga memiliki pekerjaan lain dan tidak hanya bergantung pada hasil panen.
Tim PKM PI dari Polinema ini kemudian berinovasi untuk membuat alat Iptek pengusir hama tikus dan burung.
“Alat pengusir hama ini menggunakan sistem gelombang ultrasonik untuk mengusir tikus. Selain itu, untuk mengusir burung pipit digunakan speaker horn dengan output suara orang mengusir burung dan suara kaleng kosong,” jelas Geri Widianto.
Gelombang suara ultrasonik dapat memberikan rasa tidak nyaman terhadap tikus sehingga tikus akan merasa terganggu dan pergi menjauh dari tanaman padi. Sebagai sumber energi, alat memanfaatkan panel surya yang dapat menghemat biaya operasional serta untuk menghindari pemasangan kabel panjang yang melintasi persawahan.
Salah satu warga desa, Sunoto, mengaku sangat senang dengan alat di kembangkan tersebut. Keberadaan alat pengusir hama ini membawa manfaat karena dapat bekerja secara otomatis untuk mengusir hama tikus maupun burung.
“Saya tidak perlu lagi menunggu di sawah sepanjang hari karena sudah ada alat Iptek ini, yang sangat bermanfaat bagi kami sebagai petani. Semoga setelah adanya alat ini, hasil panen kami dapat meningkat,” ungkapnya. (Polinema/Nan/Cecep)