Alumnus Program PKW LKP Andira Mengais Asa dari Desa dan Sukses Berwirausaha

Alumnus Program PKW LKP Andira Mengais Asa dari Desa dan Sukses Berwirausaha

Makassar, Ditjen Vokasi - Minat generasi muda terhadap busana sangatlah besar. Tak heran keterampilan menjahit menjadi bidang yang ingin dikuasai oleh generasi muda. Berdasarkan data dari Direktorat Kursus dan Pelatihan (Ditsuslat), bidang keterampilan menjahit termasuk ke-5 besar bidang keterampilan yang paling banyak diikuti pada program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).


Salah satu peserta yang sangat berminat untuk menguasai keterampilan menjahit itu adalah Nurul Annisa atau biasa disapa Nisa. Ia adalah alumnus program PKW 2021 di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Andira, Makassar, Sulawesi Selatan. Tak tanggung-tanggung, meskipun ia menempuh perjalanan puluhan kilometer dari rumah, ia sangat semangat mengikuti program tersebut di LKP Andira.


“Saya tinggal di Desa Poros Malino, Kabupaten Gowa, yang mana desa saya masih sangat jauh dari Kota Makassar dan membutuhkan waktu 1,5 jam untuk sampai ke LKP Andira,” tutur Nisa.


Nisa juga bercerita bahwa menuju LKP tempatnya menimba ilmu memerlukan perjuangan. Hal ini dikarenakan akses jalan di desanya kurang memadai sehingga ia harus berhati-hati dalam menjalankan motornya. Namun, karena semangat yang ia miliki segala rintangan pun berhasil ia lalui, asalkan ia bisa meningkatkan kompetensi dan berwirausaha untuk membantu keluarga.


“Dulu saya tidak bisa jahit sama sekali dan masih menganggur sejak lulus sekolah. Untungnya ada program PKW yang gratis sehingga saya dapat modal usaha sekaligus punya keahlian,” cerita Nisa.


Lebih lanjut, Nisa bercerita bahwa dulu ia kesulitan dalam membuat pola sehingga harus selalu bertanya kepada instruktur di LKP. Namun, kini ia pun sudah hafal di luar kepala membuat pola berbagai macam busana. 


Selama kurang lebih dua bulan pembelajaran, Nisa pun membina usaha rintisan bersama dua orang teman sekelompoknya yang berasal dari daerah yang sama. Ia dan tim sangat senang karena mendapatkan satu mesin jahit, satu mesin obras, dan beberapa meter kain sebagai modal usaha. 



Hasil jahitan yang digunakan siswa TPA


“Kami menamai bisnis usaha jahit yaitu Semangat Mandiri. Kami pun sudah menerima orderan seragam di beberapa TPA dan SD sejak 2021 dan menjadi langganan. Ada juga orderan satuan dari masyarakat sekitar seperti membuat gaun pesta ataupun gamis,” ungkap Nisa.


Dari hasil orderan jahitan tersebut, kelompok usaha Semangat Mandiri sudah mendapatkan pendapatan yang cukup besar. Dari tiga orang di dalam tim, mereka masing-masing mendapatkan Rp3—5 juta setiap bulannya. 


“Saya sangat salut dengan LKP Andira karena sampai sekarang, jika kami ada kendala atau ada yang kurang paham tetap dibantu oleh instruktur maupun Bu Tenri selaku pemimpin LKP Andira,” ujar Nisa.


Dari Kota Hingga Desa LKP Andira Hadirkan Wirausaha

Pemimpin LKP Andira beserta peserta PKW 2021


Masyarakat Makassar yang cenderung memiliki jiwa wirausaha, membuat LKP Andira fokus memberdayakan talenta-talenta masyarakat di bidang menjahit. Dengan begitu, lulusannya dapat membuka usaha jahit sendiri dan meningkatkan perekonomian.


“Selain itu, di sini tak seperti di Jawa yang banyak pabrik garmen. Masyarakat pun senang membuka usaha dibandingkan harus bekerja di pabrik,” ungkap pemimpin LKP Andira, Andi Tenri.


Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan peserta didik, LKP Andira selalu membina lulusan, terutama program PKW. Tenri menjelaskan bahwa LKP yang didirikannya sejak 2008 itu pun bermitra dengan perbankan dan UMKM.  


“Salah satu lulusan yang sudah bekerja sama dengan Bank BRI dan mendapat kredit BRI adalah Andi Marlina alumnus PKW 2019,” ungkap Tenri.


Tenri juga bercerita bahwa alumni dan peserta didik LKP Andira cukup beragam karena berasal dari desa maupun kota. Bagi Tenri, setiap orang dari daerah mana pun berhak mendapatkan pendidikan dan meningkatkan kompetensi sehingga mampu berwirausaha di daerah asalnya. 


“Contohnya adalah rintisan usaha Nisa dan tim. Saya pernah melakukan pembinaan dan jalan menuju ke sana cukup rusak. Saya kagum sama semangat mereka untuk belajar di LKP Andira,” cerita Tenri. (Zia/Cecep)