Agar Kaum Muda Mau Jadi Petani, AKN Putra Sang Fajar Blitar Kembangkan IoT-AGRI
Blitar, Ditjen Vokasi - Berawal dari rendahnya minat anak muda untuk menekuni bidang pertanian, dosen dan mahasiswa Akademi Komunitas Negeri (AKN) Putra Sang Fajar Blitar mengembangkan produk yang diberi nama IoT-Agri. Aplikasi alat ini kini sudah dimanfaatkan sejumlah petani di daerah Kediri, Jawa Timur.
Pengembangan IoT- Agri dilakukan oleh Adimas Ketut Nalandra selaku dosen pada Prodi Administrasi Server dan Jaringan Komputer (ASJK) AKN Putra Sang Fajar Blitar melalui program pendanaan Matching Fund 2022. Proyek ini juga melibatkan para mahasiswa di prodi tersebut serta CV Agro Utama Mandiri Lestari sebagai mitra industri.
Sebagai dosen sekaligus peneliti yang terlibat dalam pengembangan IoT-Agri, Adimas Ketut Nalandra mengatakan bahwa pengembangan IoT-Agri ini sudah mulai dilakukan sejak 2020 lalu. Bahkan prototipe alat ini sudah benar-benar selesai pada 2021 lalu.
“Tapi karena sempat terkendala biaya, kami tidak bisa melakukan hilirisasi produk. Pada tahun 2022, kami mendapatkan bantuan melalui program Matching Fund 2022. Akhirnya, IoT-Agri ini bisa kami sempurnakan dan hilirisasi bersama dengan mitra industri kami, yaitu CV Agro Utama Mandiri Lestari,” kata Adimas beberapa waktu lalu.
Penyempurnaan produk oleh Adimas dan timnya dilakukan agar alat IoT-Agri ini menjadi lebih mudah untuk digunakan oleh masyarakat awam, khususnya para petani nantinya.
Menurut Adimas, komponen utama dari IoT-Agri ini sendiri terdiri atas mikrokontroler sebagai otak utama alat ini, sensor environment yang digunakan untuk membaca kondisi lingkungan pertanian, dan aktuator untuk melakukan kontrol terhadap alat-alat pertanian.
Adimas menambahkan bahwa keberadaan alat IoT-Agri ini berfungsi untuk membantu petani melakukan monitoring terhadap kondisi lahan pertanian mereka melalui smartphone. Informasi yang didapatkan petani melalui produk ini lebih terkait dengan kondisi lingkungan pertanian, yaitu kelembapan tanah, pH tanah, salinitas air, pH air, kelembapan dan suhu udara, serta intensitas cahaya. Selain itu, dengan produk ini para petani dapat melakukan penyiraman dan pemupukan melalui aplikasi di smartphone-nya.
“IoT-Agri kami kembangkan dengan melihat kurangnya minat generasi milenial dalam bidang pertanian serta kurangnya presisi pemberian pupuk yang dilakukan oleh petani,” kata Ketut.
Produk ini diharapkan mampu menarik minat generasi milenium dalam pertanian dengan menerapkan teknologi di dalamnya. Selain itu dengan produk ini diharapkan pemanfaatan penggunaan sumber daya lebih efisien, seperti penggunaan pupuk maupun penggunaan air juga akan lebih efisien dan akurat.
“Apalagi, penggunaan pupuk secara berlebihan justru akan merusak tanah itu sendiri,” kata Adimas.
Sementara itu, selaku mitra industri, Direktur CV Agro Utama Mandiri, Tarwa Mustofa, mengaku sangat terbantu dengan adanya alat IoT-Agri yang dikembangkan oleh AKN Putra Sang Fajar Blitar ini. Menurutnya, keberadaan alat tersebut sangat membantu para petani dalam menjalankan kegiatan pertanian menjadi lebih efisien.
“Semoga manfaat alat ini bisa dirasakan oleh lebih banyak petani di Indonesia,” kata Tarwa. (Nan/Cecep Somantri)