Tingkatkan Sinergi, PNL Gandeng Dinas Pendidikan dan SMK

Lhokseumawe, Ditjen Diksi; Bertempat di Aula Lantai III Gedung Utama Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Direktur PNL Rizal Syahyadi menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Dinas Pendidikan Aceh dan 80 SMK negeri dan swasta yang berada di wilayah Aceh pada Selasa (19/1). Penandatanganan kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan sinergitas, kolaborasi, dan partnership antara PNL dengan Dinas Pendidikan Aceh dan SMK dalam bidang Pengembangan Pendidikan Vokasi, Pengembangan SDM, dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Menurut Rizal, dosen dan guru SMK harus mengubah mindset-nya dalam pendidikan vokasi. Dosen dan guru bukan sekadar pengajar, tapi harus bisa menjadi mentor dan fasilitator, coach, friends/parents, serta brother and sister. Selain itu, dosen dan guru juga harus mampu melihat passion, minat, dan bakat siswa dan mahasiswa.

“Lulusan vokasi bukan hanya mendapatkan ijazah dan transkrip, tapi wajib memiliki sertifikat kompetensi dan English proficiency karena syarat kompeten ‘aku bisa perform dan aku mampu perform’,” ungkap pria yang biasa disapa Didi.

Adapun Koordinator Humas dan Kerjasama PNL Muhammad Hatta menjelaskan, PNL sebagai perguruan tinggi vokasi negeri (PTVN) memiliki peran strategis dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Di samping itu, PNL juga dituntut untuk terus menjalin komunikasi, membangun jejaring, dan memperkuat kemitraan dan kerja sama dengan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA), stakeholders maupun dunia pendidikan dalam upaya memperkuat positioning PNL sebagai penghasil tenaga kerja terampil yang siap pakai.

“Untuk tahap ini, sebanyak 80 SMK ikut berpartisipasi dalam penandatangan MoU secara tatap muka maupun desk to desk yang tersebar di kabupaten/kota yang ada di Aceh,” terang pria yang sering disapa Bung Hatta ini.

Sementara itu Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh Azizah menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan visi Pemerintah Aceh, yaitu “Aceh Caroeng”, melalui program-program peningkatan mutu serta mewujudkan SMK yang bermutu, unggul, merata, terampil, berkarakter, dan berdaya saing dalam kebekerjaan, di antaranya dengan menjalin kerja sama dengan PNL dan berbagai pihak.

“Mari kita saling bersinergi dalam meningkatkan kompetensi SDM, khusus di SMK melalui kerja sama dengan PNL dalam beberapa hal. Di antaranya penyelarasan kurikulum, magang siswa dan guru, guru tamu, keterserapan siswa/kebekerjaan, dan pengabdian masyarakat melalui SMK Membangun Desa,” ungkap Azizah.

Di samping itu, Direktur PNL Rizal Syahyadi menambahkan bahwa untuk tahun 2021 terdapat 11 program pengembangan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, yakni:

1.      Fokus pada output dan outcomes, bukan hanya pada proses maupun administrasi. Lulusan pendidikan vokasi harus dapat memuaskan DUDI, kompeten, unggul dan sesuai, serta menghasilkan produk nyata yang dilahirkan ke pasar/industri/masyarakat.

2.      Fokus kepada kebijakan utama, yaitu Merdeka Belajar, menjadi pembelajar Pancasila dan kebijakan “link and super-match”.

3.      Fokus pada program kerja utama, yaitu SMK Pusat Keunggulan, P3TV, PKK dan PKW, training SDM vokasi, SMK D2 Jalur Cepat, dan upgrading D3 menjadi sarjana terapan.

4.      Pandemic concern yang berdampak pada jenis kegiatan serta pola sasaran, salah satu cara yang dilakukan adalah mengurangi event luring, mix dengan daring meeting, melakukan kegiatan yang realistis di masa pandemik, serta terkait dengan kebekerjaan lulusan di masa pandemik.

5.      Persiapan dan pelaksanaan kegiatan lebih awal. Penyediaan juknis/KAK kegiatan dirilis lebih awal dan komprehensif, serta meningkatkan kualitas sosialisasi persiapan kegiatan.

6.      Sinergitas internal ditingkatkan lebih kuat dan mendalam antar-Direktorat Teknis Diksi, serta peran strategis Direktorat Mitas DUDI diperkuat untuk mendukung program kerja ke seluruh Direktorat Teknis, termasuk peran penting Balai Besar agar disiapkan dengan baik.

7.      Kolaborasi dengan stakeholder, yaitu meningkatkan kolaborasi dengan stakeholder dan mitra, lintas ditjen dan lintas kementerian, pemda, serta IDUKA.

8.      Re-branding yang kuat, cerdas, dan impactfull. Setiap program kerja harus tersampaikan value dan message-nya dengan kreatif dan kekinian.

9.      Terukur dan akuntabel. Program dan kegiatan yang dilakukan selalu terukur dalam aspek kualitas capaian, aspek administrasi-akuntabilitas, serta concern pada data dan statistik.

10.    Efektif dan efisien dalam aspek realisasi pembiayaan, sumber daya, manajemen, dan aspek lainnya.

11.    Memaksimalkan teknologi digital dan TIK untuk meningkatkan efektivitas proses dan kualitas layanan. (Diksi/PNL/AP/GS)