Poltani Payakumbuh Kenalkan Green Economy untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Limapuluh Kota

Poltani Payakumbuh Kenalkan Green Economy untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani Kopi di Kabupaten Limapuluh Kota

Payakumbuh, Ditjen Vokasi - Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (Politani Payakumbuh) memperkenalkan green economy dengan menginsiasi praktik pertanian berkelanjutan menggunakan metode pertanian organik dan agroforestri untuk petani kopi dan bengkel kopi “Uda Parjock” di Jorong Padang Kuniang Nagari Situjuah Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Motode pertanian ini dapat meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi penggunaan pestisida kimia, dan melestarikan keanekaragaman hayati.


Selain itu praktik baik dalam green economy petani kopi yang tergabung dalam kelompok tani Palito Organik tersebut juga mencoba memperbaiki pengelolaan sumber daya air yang bijaksana, efisien, dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. Program ini menjadi salah satunya praktik baik program Pengabdian Masyarakat untuk skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2024.


Wakil Direktur I Bidang Akademik, Politani Payakumbuh, Jamaluddin, mengatakan bahwa gerakan green economy diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi sektor pertanian kopi di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Menurutnya, dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip green economy, sektor pertanian kopi diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup para petani dan komunitas sekitarnya. 


“Politani Payakumbuh sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi yang berlokasi di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat selalu hadir di tengah masyarakat untuk memaksimalkan kegiatan tridarma perguruan tinggi. Kami berupaya meningkatkan akses kepada petani kopi mengenai praktik berkelanjutan yang dapat memaksimalkan hasil dan keberlanjutan usaha pertanian mereka,” kata Jamaluddin. 


Masih menurut Jamaluddin, program PKM Politani Payakumbuh ini akan mewujudkan relevansi keterampilan dalam pemberdayaan ekonomi di masyarakat yang dapat meningkatkan keterampilan, membuka peluang kerja, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi local serta berdampak pada pengembangan komunitas.


“Kami berharap kolaborasi dengan petani ini terus berlanjut sebagai wujud hilirisasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sehingga berdampak signifikan pada rantai pasokan yang adil dalam upaya mendorong praktik perdagangan yang saling menguntungkan, yang dapat memberikan imbalan yang lebih baik bagi petani kopi, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendukung pembangunan komunitas,” terang Jamaludin.


Pada kesempatan tersebut, Jamaluddin juga penyerahan secara langsung mesin penyangrai kopi pada kelompok tani Palito Organik. Mesin penyangrai ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk kopi. Kelompok tani juga dapat menyangrai biji kopi mereka sendiri, yang akan memberikan berbagai manfaat seperti menjual biji kopi sangrai dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan biji hijau, dan sebagainya. 


Di samping itu, keberadaan mesin penyangrai kopi ini juga akan meningkatkan nilai pemasaran, karena kopi sangrai dari kelompok tani dapat dipasarkan dengan merek lokal. Dengan demikian, hal tersebut dapat meningkatkan daya tarik bagi konsumen yang mencari produk lokal organik.


“Diharapkan kegiatan PKM bisa memberikan pelatihan dan keterampilan. Dan dengan memiliki mesin sangrai juga memberikan kesempatan bagi anggota kelompok tani untuk belajar tentang teknik roasting, yang bisa menjadi keahlian baru,” tambah Jamaludin.


Sementara itu, Rince Alfia Fadri, selaku ketua PKM Politani Payakumbuh menyampaikan bahwa kegiatan penelitian dan pengabdian akademisi Politani Payakumbuh akan berlanjut dalam inovasi teknologi, termasuk teknologi  untuk pemantauan tanaman. Dengan demikian dapat membantu petani mengelola kebun mereka dengan lebih efisien dan produktif. 


“Dengan berfokus pada keberadaan dan peran aktif di masyarakat, Politani Payakumbuh dapat menjadi motor penggerak perubahan positif, membantu meningkatkan kualitas hidup, serta memajukan komunitas secara keseluruhan,” ujar Rince.


Dasrizal, Ketua Kelompok tani Palito Organik, dan Sago Indra sebagai penggiat kopi di Jorong Padang Kuniang Nagari Situjuah Gadang menyambut baik dan sangat antusias dalam meningkatkan kualitas green beans dari perkebunan mereka. Menurutnya, isu kualitas kopi dimunculkan oleh para eksportir asing dengan melakukan sertifikasi produk kopi yang menyebabkan para petani kopi di daerah keberatan dengan penilaian tersebut karena cenderung menilai rendah kualitas kopi yang diproduksi masyarakat.


“Masalah ini disebabkan karena para pelaku usaha kopi skala kecil dan menengah belum memiliki teknologi pengolahan kopi yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk peningkatan kualitas dalam upaya meningkatkan penghasilan petani agar keberlanjutan agroindustri kopi juga terjaga,” kata Dasrizal. (Politani Payakumbuh/Nan/Cecep)