Suksesnya Kolaborasi Dalam dan Luar Negeri di Perguruan Tinggi Vokasi
Yogyakarta, Ditjen Vokasi - Suksesnya transformasi pendidikan vokasi di perguruan tinggi vokasi (PTV) tak terlepas dari adanya kolaborasi. Kolaborasi ini menjadi langkah signifikan dalam upaya mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki daya saing global.
Keberhasilan kerja sama dalam dan luar negeri tersebut sukses di beberapa PTV, yaitu Politeknik Negeri Malang (Polinema), Politeknik Negeri Batam (Polibatam), dan Politeknik Negeri Bali (PNB). Ketiga PTV tersebut pun membagikan praktik baiknya dalam dalam “Refleksi Capaian Pelaksanaan Kerja Sama dan Kehumasan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun 2024” yang berlangsung pada 13—15 November 2024 di Yogyakarta.
Tingkatkan International Exposure
Salah satu keunggulan dari mengutamakan kerja sama luar negeri adalah adanya international exposure. Kegiatan international exposure dapat berupa program kelas internasional, program pertukaran pelajar, program studi di luar negeri, program gelar ganda (double degree). Polinema mengambil langkah tersebut untuk mengembangkan visi menjadi perguruan tinggi vokasi yang unggul dan global.
Ratih Indri Hapsari selaku Wadir IV Polinema menyampaikan bahwa kelas internasional memiliki cikal bakal di tahun 2010 dan mulai berkembang di tahun 2018. Perkembangan jumlah mahasiswa asing pun meningkat dari tahun ke tahun. Ratih menjelaskan bahwa kelas internasional ini tidak hanya untuk mahasiswa asing, tetapi juga untuk mahasiswa lokal
“Mahasiswa asing di kelas internasional rata-rata berasal dari Madagaskar dan Afrika. Akan tetapi, kami pun membuka kelas internasional untuk mahasiswa lokal,” jelas Ratih.
Tak hanya sukses di program kelas internasional, Polinema pun memiliki 10 prodi dalam program gelar ganda. Berdasarkan penjelasan Ratih, program ini mempunyai banyak MoU dengan Cina dan Malaysia, seperti Shandong University of Science and Technology dan Management and Science University, Malaysia.
Selain itu, international exposure pun menjadi fokus di PNB. Sebagai politeknik dengan program unggulan pariwisata di Bali, PNB mengutamakan penguatan kerja sama internasional melalui student exchange program.
I Ketut Sutama, Wadir IV PNB, menjelaskan persiapan program ini dimulai dari penyiapan akreditasi internasional kampus, matching kurikulum, penyusunan MoU dan MoA, dan pengakuan SKS.
“Sudah ada 4 prodi yang terakreditasi internasional, terutama pada program pariwisata,” ungkap Ketut.
Menurut Ketut, program pertukaran pelajar ini pun membawa dampak positif pada pertukaran budaya dan memperkuat hubungan bilateral dengan beberapa negara. Contohnya, PNB pun memberikan ekstra belajar budaya dan mempererat hubungan dengan universitas di Prancis.
Utamakan Kolaborasi di PBL
Langkah kolaborasi pun berdampak besar pada pembelajaran berbasis projek atau project-based learning (PBL) mahasiswa, tak terkecuali di Polibatam. Sudah memiliki 17 model kerja sama, Polibatam berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan industri dalam penguatan pembelajaran, baik di bidang manufaktur, animasi, maupun robotik.
“Kunci sukses PBL adalah di kerja samanya. Kami sudah ada kerja sama dengan PT Sumitomo dengan 18 project dan juga Schneider dengan 23 project,” ungkap Sudra Irawan selaku Kajur Teknik Informatika Polibatam yang mewakili Wadir IV Polibatam.
Irawan menyampaikan bahwa sistem PBL pun sudah diterapkan di semester-semester awal. Untuk projek mahasiswa tahun pertama diutamakan projek internal yang berkaitan untuk prodi dan jurusan.
Sementara itu, Polibatam memfasilitasi mahasiswa tahun ketiga untuk membuat PBL eksternal yang berguna untuk membantu berbagai industri. Kesuksesan PBL Polibatam pun terlihat dari pengembangan berbagai macam robot bersama CDIO: Robotics Engineering dan animasi Ficusia yang berhasil meraih nominasi Film Pendek FFI 2023. (Zia/Cecep)