SMK Kita Tak Kalah dengan Luar Negeri

SMK Kita Tak Kalah dengan Luar Negeri

Jakarta, Ditjen Diksi - SMK di negeri ini nyatanya bisa disejajarkan dengan sekolah yang berada di negara maju, seperti Jerman ataupun Jepang. Hal tersebut terbukti kala kunjungan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto yang didampingi oleh Direktur SMK M. Bahrun, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Ahmad Saufi dan Direktur Kursus dan Pelatihan Wartanto ke SMK Mitra Industri MM2100 pada Rabu (12/8). 

Pada acara tersebut, Wikan beserta rombongan berkesempatan menyambangi bangunan dan fasilitas sekolah, di antaranya adalah Wisma Dar el Safah yang digunakan untuk praktik siswa perhotelan, lapangan manasik haji, area workshop TKRO, workshop electric, laboratorium safety riding, dan ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Dalam penelusurannya kali ini, Wikan pun mengaku takjub dengan kelengkapan sistem dan fasilitas yang sangat mendukung sistem pembelajarn siswa di sekolah tersebut. “Dinyatakan oleh Saufi bahwa SMK ini lebih baik dari SMK di Jepang dan di Jerman,” ujarnya.

Wikan juga mengungkapkan bahwa setelah kunjungan kali ini, Kemendikbud berencana melakukan kerja sama dengan Kementerian Perindustrian guna mendukung regulasi pembangunan sekolah vokasi di kawasan industri. “Kemendikbud harus segera berkoordinasi dengan Kemenperin untuk kemudian mendorong realisasi kebijakan mengenai himpunan kawasan industri, agar dibuka kemanfaatan tanahnya juga untuk pendidikan vokasi,” paparnya. 

Mengingat pentingnya keberadaan SMK dalam kawasan industri, Wikan berharap sistem pendidikan di SMK Mitra Industri 2100 ini dapat segera diduplikasikan ke seluruh kawasan industri di Indonesia yang kini berjumlah 98 kawasan. “Kawasan industri itu kan 70 persen itu untuk industri, 30 persennya sarana dan prasanan untuk jalan, saluran , masjid, dan tambah satu klausul untuk sekolah vokasi. Ke depannya, setiap SMK di kawasan industri membina 10 SMK sekitarnya. Artinya, masing-masing kawasan industri memegang 11 sekolah,” jelasnya. 

Terlebih, dengan semangat “link and match” dan kualitas lulusan unggul, Wikan berharap masyarakat Indonesia sadar terhadap pentingnya pendidikan vokasi untuk Indonesia yang lebih maju di masa depan. “Minimal bangsa Indonesia akan sadar bahwa negara maju mana pun di dunia ini, ciri-cirinya adalah pendidikan vokasinya maju,” tegas Wikan.

Sebagai penutup, acara kunjungan tersebut diakhiri dengan peluncuran gerakan “Satu Juta Masker Merah Putih dari Vokasi untuk Indonesia” yang diproduksi oleh siswa SMK. Gerakan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat gotong-royong masyarakat untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya memutus penularan COVID-19. 

“Masker ini akan dibagikan ke masyarakat dan peserta didik di seluruh Indonesia melalui SMK, perguruan tinggi vokasi, lembaga kursus dan pelatihan, dan mitra dunia usaha dan dunia industri,” pungkas Wikan.

 

Disiplin yang Tinggi 

Didirikan pada Februari 2011 lalu, SMK Mitra Industri MM 2100 berhasil menarik perhatian masyarakat karena sistem pembelajaran yang disiplin dan kualitas lulusan yang tidak lagi diragukan. Menurut Lispiyatmini selaku Kepala SMK Mitra Industri MM 2100, hingga kini sekolah telah menghasilkan 100 persen lulusan yang terserap oleh industri serta beberapa di antaranya berkesempatan magang ke Jepang dan Jerman.

Keberhasilan sekolah ini juga tak lepas dari lima nilai yang dijunjung tinggi oleh seluruh murid dan guru di SMK, yaitu kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, dan peduli. Nilai-nilai inilah yang kemudian diterapkan oleh siswa secara terus-menerus sehingga menjadi nilai tambah tersendiri bagi lulusannya di mata industri. “Jadi, ayo kita mengubah mindset ‘link and match’. Jangan fokus kepada hasil, tapi mesti soft skill yang harus utama,” ujar Lispiyatmini. 

Melalui pendidikan disiplin karekter ini, Lispiyatmini percaya bahwa siswanya akan memiliki karakter positif yang kemudian menjadi kunci utama menumbuhkan SDM yang unggul. Karena, individu yang positif dapat menjadikan hal apa pun menjadi luar biasa. “Karena orang kalau punya karakter yang positif, mau dikasih apa saja tetap akan luar biasa,” ungkapnya. (Diksi/TM/AP/AS)