Pentingnya Kompetensi di Masa Pandemik

Jakarta, Ditjen Diksi – Masa pandemik yang tak kunjung usai, tentunya tak harus membuat kita hanya berdiam diri. Sebaliknya, justru kita harus meningkatkan kompetensi diri untuk bekerja maupun berwirausaha.  Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan menggelar diskusi publik bertajuk “Masa Pandemi, Masanya Tingkatkan Kompetensi Diri” (28/6).

Berbeda dari biasanya, kegiatan kali ini yang menjadi moderator adalah Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto dan Direktur Kursus dan Pelatihan Wartanto. “Kali ini saya menjadi moderator karena kami ingin mengundang expert untuk berbagi ilmu,” tutur Dirjen Wikan. 

Bukannya mengapa, perekonomian yang turun kala pandemik tentunya turut menurunkan kapasitas industri hingga membuat persaingan kerja meningkat. “Karenanya, industri akan semakin selektif dalam memilih pekerja yang kompeten. Selain itu, masa pandemik juga memunculkan skill set baru di industri. Ini juga merupakan tantangan,” ujar Wikan.

Wikan pun menjelaskan bahwa ada sekitar 16 ribu lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di seluruh Indonesia yang menjadi tanggung jawab bersama. Meski begitu, Direktorat Kursus dan Pelatihan telah merilis beberapa program inovatif guna mengembangkan LKP dalam melahirkan lulusan yang kompeten.

Bekal kompetensi dasar memang tidaklah cukup untuk mampu bersaing di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (DUDIKA) di masa pandemik. Karenanya, dibutuhkan kompetensi lebih dan bersertifikasi, serta soft skills yang mumpuni agar mampu berdaya saing di masa sulit ini.

Menurut Abdul Malik dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, kompetensi adalah sebuah keterampilan penting yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas. “Kompetensi diri merupakan kompentensi seseorang untuk menyelesaikan tugas jabatannya yang biasanya bermacam-macam. Alhasil, orang tersebut harus memiliki kompetensi-kompetensi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya,” tuturnya.

Malik pun memberikan contoh seorang guru yang tak hanya menguasai suatu ilmu, melainkan harus bisa mengajar dan menguasai keadaan kelasnya. Selain itu, guru juga dituntut untuk harus bisa mengevaluasi pembelajaran maupun membantu murid yang mengalami kesulitan. “Itu semua kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang guru,” jelasnya.

Terlebih, pada masa sekarang, pengembangan kompetensi sangat diperlukan dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dapat menjawab tantangan zaman serta kebutuhan industri. Karenanya, berbagai upaya juga telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut, termasuk dengan membuka kelas-kelas kursus dan pelatihan yang difasilitasi oleh pemerintah. 

Walikota Prabumulih Ridho Yahya juga menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah dalam meningkatkan kompetensi masyarakat agar mampu berdaya saing global dan mudah terserap di dunia industri dengan memberikan pelatihan, bahkan hingga bantuan alat yang mendukung pelatihan kompetensi tersebut.

“Saya sangat mendukung program ini. Kemampuan atau komperensi seseorang itu sangat penting. Karenanya, pemuda di Kota Prabumulih dilatih, kemudian saya memberikan bantu dalam bentuk alat. Jadi, LKP ini misalnya pelatihan apa, terus nanti saya bantu alat,” jelas Ridho.

Adapun dari kalangan industri, Direktur LPP Ariyanti Ishviastuti Oskar mengakui masa pandemik memang mempengaruhi kegiatan lembaga pelatihan, misalnya jurusan tourism dan beauty yang mengalami penurunan. Meski, “(Jurusan) fashion tidak berubah signifikan,” ujarnya.

Namun demikian, tambah Ishviastuti, kedekatan dengan organisasi profesi kian erat untuk meningkatkan kompetensi. Ditambah lagi, “Kita dituntut paham dengan IT untuk saat ini. Lalu, membuat paket singkat yang mengaitkan industri. Inilah yang kami lakukan. Fleksibelnya LKP menguatkan kami untuk mencapai target yang diinginkan industri,” terangnya.

Adapun menurut Sri Saptono Basuki dari PT Sritex menegaskan, pada masa pandemik ini pihak industri masih terbuka untuk pemagangan dan menerima kunjungan dari LKP. “Silakan LKP membangun komunikasi dengan kami. Tujuannya membangun paradigma yang sama untuk menaikkan produktivitas. Kami pun senang untuk menjadi pengajar atau instruktur  tamu,” tuturnya.

Pada penutup diskusi, moderator Direktur Wartanto menyampaikan harapannya agar LKP dalam mendidik pesertanya diarahkan menjadi lulusan yang kompeten sesuai bidangnya. “Makanya, LKP harus dekat dengan industri agar dapat memenuhi kebutuhan industri dan menghasilkan lulusan yang kompeten,” pungkasnya. (Diksi/Tan/AP/KR)