Mengembangkan Pendidikan Kejuruan dengan Praktik Virtual

Jakarta, Ditjen Diksi - Masa pandemi telah membuka mindset banyak masyarakat akan pentingnya memahami transformasi digital dan mulai beradaptasi dengan perkembangannya. Pasalnya, kecakapan dalam menggunakan teknologi ini merupakan hal penting untuk menyambut Indonesia maju di masa depan. Menanggapi hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat SMK menginisiasi “Webinar Bimtek Series Sarpras” yang tayang setiap Selasa dan Kamis yang dapat diakses melalui Instagram @DirektoratSMK guna menunjang pembelajaran siswa kejuruan selama masa pandemi. 

Pada edisi ke-10 mengenai “Ruang Praktik Virtual pada Era Digitalisasi 4.0” yang tayang pada Kamis (13/08), Arief Herdiana selaku HRD PT Astra Graphia mengemukakan defenisi sesungguhnya dari transformasi digital, yakni suatu proses perjalanan organisasi atau perusahaan atau korporasi menuju satu titik atau satu status terjadi konvergensi antara teknologi digital dan seluruh proses yang ada dalam bisnis tersebut. Menurut profesional industri yang bergerak di bidang printing dan digital services ini, sistem digitalisasi dalam sebuah industri merupakan hal penting yang sudah diterapkan sejak lama. 

“Digital transformasi ini merupakan satu hal yang penting, yang sebetulnya tidak bisa lepas dari kita. Tapi, masyarakat banyak yang belum tahu,” ujarnya. 

Senada dengan Arief, Safri Susanto selaku Head of Didactic Festo Indonesia juga menanggapi transformasi digital yang begitu terlihat cepat, khususnya di masa pandemi.  Hal ini bisa dilihat dari bagaimana masyarakat tanpa sadar mengubah seluruh aktivitas melalui lini digital, termasuk dalam proses belajar mengajar dalam lingkup sekolah. “Ini juga merupakan waktu yang sangat penting mengenalkan kepada siswa, apa itu digitalisasi, mengapa kita perlu belajar digitalisasi,” terangnya. 

Sebagai industri yang bergerak dalam bidang automation dan technical education, Festo dengan tanggap memberikan produk untuk mendukung sistem belajar mengajar siswa selama masa pandemi.  Adapun beberapa produk tersebut adalah electro mechanical, 33 modules with classroom manager, process control simulator, factory automation and robotic simulator, dan free of charge student license for 3 months. Masing-masing produk ini dikenalkan ke SMK yang memiliki minat terkait, seperti teknologi pneumatic, hidrolik, electrical, PC, dan mekatronika. 

Safri berharap software tersebut dapat menunjang kegiatan praktik siswa SMK yang terkendala semasa pandemi. “Tujuannya untuk mengembangkan pendidikan kejuruan di era digital, khususnya menciptakan ruang praktik virtual untuk siswa SMK,” jelasnya. 

Software yang nantinya dapat digunakan untuk 90 menit per sesi ini bisa menampung kapasitas hingga 20 siswa di setiap sesi. Dilengkapi dengan sistem monitor utama yang terletak di sekolah, tentunya akan memudahkan para guru untuk mengakses program selama pembelajaran berlangsung. “Sistem ini dilakukan dengan salah satu program manager di sekolah, yang kemudian bisa memantau siswa melalui online dari rumah masing-masing,” terang Safri. (Diksi/TM/AP)