‘Link and Match’ Jamin Keterserapan Lulusan Polimedia

‘Link and Match’ Jamin Keterserapan Lulusan Polimedia

Jakarta, Ditjen Diksi – Menggiatkan “link and match” sejatinya merupakan realisasi salah satu program kerja prioritas pemerintah lima tahun mendatang, yaitu pembangunan kualitas sumber daya manusia. Salah satu praktik program tersebut telah dilakukan oleh Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Jakarta dengan PT Gramedia Asri Media. Kegiatan kerja sama ini ternyata telah lama dilaksanakan oleh kedua belah pihak yang tidak hanya mencangkup bidang akademisi seperti penyediaan tempat magang dan penyerapan lulusan, namun juga dalam bidang produksi dan penerbitan.

Menurut Rumaya Irmauli selaku Recruitment & Selection Manager Human Resource PT Gramedia Asri Media, kegiatan “link and match” antara dunia pendidikan dengan industri merupakan hal yang menarik untuk dibahas dan membutuhkan banyak perhatian. Pasalnya, banyak lulusan sekolah vokasi yang gagal terserap di industri karena minimnya kompetensi. Karenanya, keselarasan kurikulum dibutuhkan untuk mencetak lulusan yang siap kerja di industri. 

“Topik ‘link and match’ antar dunia industri dengan pendidikan selalu seru untuk didiskusikan. Mengapa? Karena begitu banyak lulusan dari dunia pendidikan, namun penyerapannya belum maksimal karena mereka itu tidak siap pakai,” tutur Rumaya. 

Di samping itu, tambah Rumaya, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang kian pesat, PT Gramedia Asri Media membutuhkan tenaga kerja siap pakai yang tidak hanya memiliki kemampuan secara teknik, namun juga keahlian soft skill yang mumpuni. “Misalnya desain grafis, kami membutuhkan tenaga kerja yang menguasai berbagai ragam aplikasi, seperti in design dan photoshop. Tapi, mereka juga sekaligus harus berani memunculkan ide design baru yang menarik. Kami berharap tenaga kerja dari politeknik juga siap untuk diajak ‘berlari’ di dunia industri,” paparnya. 

Pentingnya keberadaan soft skill dalam dunia kerja menjadi aspek yang kian ditekankan oleh Rumaya selaku pihak yang berada dalam dunia industri. Pasalnya, perkembangan teknologi yang berjalan cepat membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi bagi calon tenaga kerja. Dengan kehadiran soft skill dan karakter yang kuat, diharapkan dapat memaksimalkan kompetensi kerja lulusan sekolah vokasi di masa yang akan datang. “Harapan kami, selain peningkatan akan kemampuan teknis, pengembangan dari sisi soft skill juga harus mendapatkan perhatian khusus dari dunia pendidikan. Jadi, tidak hanya pintar secara teori, tapi juga mampu berdinamika secara positif di dunia industri,” terangnya.

Senada dengan Rumaya, Freddy Yakob selaku Humas Polimedia menuturkan, sebagai lembaga pendidikan yang bekerja sama langsung dengan industri, kegiatan “link and match” akan sangat membantu menentukan kompetensi lulusan politeknik. “Sudah mudah sekali, magang sudah ada tempatnya sehingga kita tidak bingung. Tenaga pengajar yang profesional juga ada. Apalagi, di masa Covid seperti ini, dengan ‘link and match’ sudah tidak ada cerita lagi lulus kuliah menjadi pengangguran, karena sudah terserap,” jelasnya. 

Freddy berharap, ke depannya “link and match” dapat terus dikembangkan ke lebih banyak perusahaan yang terkait bidang pendidikan. Meski demikian, “Tidak hanya menyasar pada perusahaan-perusahaan besar, namun ‘link and match’ juga diharapkan dapat dilakukan dengan perusahaan menengah dan UMKM yang banyak berada di masyarakat,” pungkasnya. (Diksi/TM/AP/KR)