Keterlibatan Industri Siapkan SDM Adaptif dan Kompetitif

Jakarta, Ditjen Diksi – Sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan terampil kian dibutuhkan dunia kerja ataupun industri yang juga semakin kompetitif. Karenanya, memiliki soft skill dan kualifikasi mumpuni pada spesifikasi bidang tertentu, serta mampu mentransformasikan teknologi menjadi produk nyata dengan nilai ekonomi tinggi menjadi syarat SDM unggul tersebut. SDM inilah yang tentunya bisa diciptakan oleh lembaga pendidikan vokasi karena bersifat occupational atau job-spesific. Vokasi dianggap mampu menghasilkan tenaga terampil, mulai dari tingkat pengelola menengah maupun untuk kerja mandiri, sesuai dengan kebutuhan dan karakterisasi industri sebagai penunjang pembangunan nasional.

“Revolusi industri 4.0 menciptakan permintaan jutaan pekerjaan baru untuk memenuhi potensi dan aspirasi masyarakat. Namun, pada saat bersamaan, perkembangan ini juga mengubah peta pekerjaan dan kebutuhan kompetensi,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat webinar Kompas Talk dengan tema “Siapkan SDM, Hadapi Profesi Baru pada Masa Depan” yang disiarkan melalui kanal Youtube Harian Kompas dan Mitrasdudi Kemdikbud, Selasa (8/12).

Pergeseran kebutuhan kompetensi ini dijelaskan Nadiem sebagai salah satu dampak dari dua faktor, yaitu perkembangan teknologi dalam bentuk digital automasi dan robotisasi, serta resesi global yang merupakan kombinasi dahsyat atau double disruption yang mengubah landscape pekerjaan di masa depan. Hal ini sesuai dengan hasil riset terbaru bertajuk “Future Job Report 2020” yang dirilis oleh World Economic Forum yang mengungkapkan pergeseran dan perubahan yang terjadi antara manusia, mesin, dan algoritma membuat 85 juta pekerjaan di dunia akan hilang dalam waktu lima tahun ke depan. Sementara itu, sebanyak 97 juta pekerjaan baru yang lebih adaptaif akan tumbuh mengisi industri.

Fenomena tersebut dipaparkan Nadiem sebagai proyeksi pentingnya kehadiran nilai pembelajar sepanjang hayat (long life learning) untuk dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. “Jadi, inilah pentingnya pembelajaran sepanjang hayat. Ini adalah esensi dari nilai Pancasila yang kita tekankan melalui sistem pendidikan. Perubahan teknologi akan berakselerasi dan tidak akan bertambah pelan, tapi akan bertambah cepat, dan berlanjut tanpa bisa dibendung,” paparnya.

Nadiem pun berharap, pendidikan vokasi melalui terobosan-terobosan yang dimiliki dapat segera melakukan adaptasi terhadap perkembangan teknologi. “Dunia pendidikan, khususnya vokasi, harus segera melakukan terobosan-terobosan dalam mempersiapkan peserta didik, menguasai keterampilan teknis atau hard skill yang dibutuhkan dalam kerangka adaptasi dan adopsi terhadap teknologi,” jelasnya. 

 

Keterlibatan Industri 

Senada dengan keinginan Mendikbud, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjelaskan bahwa pendidikan vokasi kini dengan program-program barunya, terus melakukan upaya untuk menggandeng industri dalam menghadapi era baru. “Kalau dulu industri di belakang, sekarang diajak maju ke depan, membuat kurikulum bersama, mengajar bersama, magang bersama, dan sertifikat kompetensi juga bersama. Kalau dari depan, nanti lulus, tentunya kemungkinan kecocokan keinginan industri itu lebih besar,” tuturnya.

Melalui 6 sektor prioritas, yaitu manufacturing konstruksi dan automasi, industri kreatif, hospitality, caregiver, energi terbarukan, dan teknologi pertanian, Wikan berharap pendidikan vokasi dapat memenuhi kebutuhan profesi di masa depan yang sesuai dengan kebutuhan industri. 

Selain itu, Wikan juga berpesan kepada generasi muda agar memilih bidang pendidikan yang sesuai dengan gairah atau passion yang dimilikinya. Kehadiran gairah dan passion tersebut, menurut Wikan, akan membentuk karakter pembelajaran sepanjang hayat yang sangat dibutuhkan untuk dapat bersaing di dunia kerja ke depannya. “Kalau soft skill dan karakternya kuat, maka dia akan belajar hard skill secara mandiri tanpa disuruh. Dengan gairah dan kecintaan, dia mencintai masa depannya, mencintai bidang ilmunya. Itu kompetensi dan karakter yang diinginkan oleh industri dan dunia kerja,” ungkapnya. (Diksi/TM/AP/KR)