Banjir Order Libur Nataru, Omzet Alumni Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Ini Meningkat dari Salon

Banjir Order Libur Nataru, Omzet Alumni Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Ini Meningkat dari Salon

Kupang, Ditjen Vokasi - Momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi peluang emas bagi alumni program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), begitu pun bagi Okcelin Pattiwael.  Okcelin yang biasa dipanggil Chelyn, merupakan lulusan program PKW Jurusan Tata Kecantikan Rambut 2024 di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Salon Christie, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Belum genap satu tahun sejak kelulusannya, perempuan berusia 25 tahun berdarah Ambon ini telah menjalankan usahanya sendiri, yaitu Karin Salon. Dengan diberikan modal peralatan kerja oleh LKP, Chelyn sangat antusias meraih passion-nya di bidang kecantikan.


Sebelumnya, Chelyn tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang manajemen atau bisnis. Berbekal ilmu perawatan rambut dan kewirausahaan dari LKP Salon Christie, Chelyn memulai usaha untuk memenuhi kebutuhan kaum hawa yang ingin tampil cantik dan menarik.


“Puji Syukur dari usaha ini saya bisa mendapatkan penghasilan kurang lebih Rp400—500 ribu per hari,” tutur Cheyln.


Chelyn bercerita bahwa saat momen libur Nataru, usaha salonnya pun sangat ramai dari kalangan anak muda hingga orang dewasa. Mayoritas, kliennya memilih untuk order meluruskan rambut, seperti rebonding rambut dan ada juga yang minta dimasker atau creambath.


Pendampingan dari LKP Salon Christie


Menjalankan usaha sendiri dalam skala kecil, bukan hal yang mudah untuk seorang ‘fresh graduate’ seperti Chelyn. Ia pun harus sigap memenuhi berbagai kebutuhan konsumen, sekaligus jeli melihat potensi konsumen baru agar usahanya berkembang. Hingga saat ini, Karin Salon yang dirintis lulusan SMA di Kupang ini berkembang berkat kerja keras Chelyn dan dukungan LKP.


“Setiap hari saya menghadapi tantangan kerja yang menguji sekaligus mempertajam skill dan pengetahuan. Setiap hari saya bertemu dengan orang yang berbeda dan mesti paham bagaimana harus bersikap baik dalam menangani pelanggan yang bermacam-macam karakter tersebut,” papar Chelyn.


Beruntung Chelyn memiliki support system yang baik. Tak hanya bantuan modal, LKP Salon Christie terus memberi dukungan dan pendampingan untuk alumni yang terampil berwirausaha. 


Chelyn mengungkapkan, “Kami tetap didampingi oleh LKP Salon Christie selama satu tahun sesudah lulus.”


LKP Salon Christie sendiri merupakan lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan kursus berbasis kompetensi dalam bidang kecantikan. Dalam beberapa tahun terakhir, LKP Salon Christie menjadi salah satu LKP yang dipercaya oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi sebagai mitra penyelenggara program PKW di Kupang.


Program kursus dan pelatihan LKP Salon Christie diselenggarakan dengan kurikulum berbasis kompetensi dengan nama pelatihan YUNIOR STYLIST, yang berlangsung selama 160 jam. Selama kursus, Chelyn mempelajari berbagai ilmu perawatan tubuh hingga manajemen salon. Tak hanya itu, ia pun mendapatkan materi mengenai kebersihan tempat kerja, service dan cara komunikasi dengan pelanggan, serta teknik perawatan rambut dan wajah.


Selain teknik perawatan dasar, Chelyn juga mendapat bekal ilmu dan pengetahuan fesyen rambut terkini, seperti pewarnaan, rebonding, smoothing, dan sebagainya. Menurutnya, kunci dari usaha salon adalah kesungguhan untuk belajar serta berani dan gigih menjalankan usaha.


“Di NTT, Kota Kupang khususnya, konsumen atau peminatnya sangat banyak. Kebanyakan konsumen  yang ingin memperindah rambutnya mulai dari anak muda hingga orang dewasa,” lanjut Chelyn. (Zia/Cecep)