Dibuat dari Bambu, Batik Umpluk Karya SLB Negeri Pembina Yogyakarta Ini Sudah Kantongi Hak Paten
Yogyakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Di tengah kondisi keterbatasan, puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Yogyakarta berhasil menunjukkan keterampilan dan inovasinya dengan menciptakan karya batik. Batik yang diberi nama batik umpluk ini tidak hanya indah, tetapi juga sarat makna dan nilai.
Kepala SLB Negeri Pembina Yogyakarta, Nur Khasanah, mengatakan bahwa batik umpluk yang merupakan karya para siswa SLB Negeri Pembina Yogyakarta ini sudah mendapatkan hak paten (sertifikat HAKI) dari pemerintah. Pengakuan tersebut menjadi bukti pengakuan akan karya cipta dari para anak berkebutuhan khusus.
“Jadi, alhamdulillah, batik umpluk ini sudah mendapatkan sertifikat HAKI sebagai bukti pengakuan negara atas karya cipta kita, anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Pembina Yogyakarta ini,” kata Nur Khasanah, sebagaimana dikutip dari Kanal YouTube Direktorat PMPK.
Dalam bahasa Jawa, umpluk sendiri, menurut Nur Khasanah, berarti busa. Namun, bukan berarti batik tersebut dibuat dari busa. Batik umpluk merupakan batik yang dibuat dari bambu. Motif-motif yang ada pada batik umpluk lebih pada motif-motif yang lingkaran seperti bambu.
“Proses pengerjaan batik ini sangat mudah dan seluruhnya dilakukan oleh seluruh siswa SLB mulai dari tingkat TK sampai SMA dengan berbagai latar belakang disabilitas,” Nur Khasanah menambahkan.
Masih menurut Nur Khasanah, pembuatan batik umpluk ini sendiri tidak lepas dari keterampilan vokasional membatik yang diajarkan di SLB tersebut.
“Di Yogyakarta memang keterampilan batik menjadi salah satu ikon untuk di SLB-SLB yang ada di Yogyakarta, termasuk di SLB Negeri Pembina Yogyakarta,” ujar Nur Khasanah.
SLB Pembina Negeri Yogyakarta ini, menurut Nur Khasanah, menjadi salah satu SLB yang telah mengantongi izin untuk menyelenggarakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP P-1) untuk keterampilan batik untuk wilayah Yogyakarta.
“Bahkan, kalau tidak salah satu-satunya di Yogyakarta yang terkait dengan keterampilan membatik,” tambah Nur Khasanah.
Terkait dengan batik umpluk sendiri, saat ini pihak sekolah sudah mulai bekerja sama dalam pengembangan batik umpluk. Salah satunya adalah dengan Yayasan Swadeshi Diraya Ngayogyakarta untuk mengangkat dan mengembangkan batik umpluk, mulai dari melakukan pelatihan hingga memasarkan produknya. (Nan/Cecep)