Bangun Karakter dan Skill, SMK Ananda Deltamas Siapkan SDM untuk Industri

Jakarta, Ditjen Diksi - Lembaga pendidikan memiliki peran penting untuk bersama mencetak generasi unggul yang kompeten. Terlebih, ketersediaan tenaga pekerja yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan menjadi fokus utama lembaga pendidikan agar bisa menyelaraskan kebutuhan kompetensi masyarakat ke depannya. Karenanya, sebagai duplikasi Sekolah Mitra Industri MM2100, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ananda Deltamas berdiri utuk menjawab keresahan akan minimnya angka keterserapan lulusan SMK, semisal di dunia industri.

“Kita hadir di Bekasi ini karena testimoni dari para HRD (perusahaan, red). Kalau kita mau membuat sekolah, maka buatlah sekolah yang attitude-nya diperbaiki, setelah itu barulah skill-nya. Attitude tidak bisa diajarkan dalam seminggu, dua minggu, tiga minggu, tapi harus dibiasakan. Selama 3 tahun ini kita biasakan attitude-nya,” ujar Abdul Rakib selaku Kepala SMK Ananda Deltamas.

Selain karena minimnya tingkat keterserapan lulusan, yang juga kerap mengkhawatirkan adalah tingginya permintaan supply tenaga kerja oleh masing-masing industri. Abdul rakib mengungkapkan bahwa pada umumnya industri membutuhkan tenaga kerja sejumlah 500-3.000 tiap tahunnya. “itu adalah jumlah kebutuhan untuk satu perusahaan, seperti  Hyundai membutuhkan 3.000 karyawan per tahun, Maxis 1.500 karyawan, Wuling 3.000 karyawan , Suzuki 1.500 karyawan, Mitsubishi 2.000 karyawan, dan Kohler membutuhkan 500 karyawan,” ungkapnya.

Hingga saat ini SMK Ananda Deltamas telah memiliki 798 siswa dengan 23 jumlah guru sebagai tenaga pengajar. Adapun guru praktisi saat ini dihadirkan menggunakan sistem guru tamu dari industri yang didatangkan sebulan sekali ke sekolah. Hal ini dilakukan melalui kerja sama sekolah dengan industri sekitar untuk memberikan materi pembelajaran yang real mengenai dunia industri. Di samping itu, dengan jurusan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan industri, yaitu teknik elektronika industri, teknik permesinan, dan teknik kendaraan otomotif, Abdul Rakib berharap lulusan SMK ini telah memenuhi kebutuhan industri secara pendidikan hard skill, soft skill, bahkan telah memenuhi pendidikan karakter budaya kerja.

Melihat kondisi yang ada saat ini, dimana masa pandemik yang belum usai, SMK Ananda Deltamas telah menyiasati kegiatan praktik siswa dengan menyediakan drive true KIT. Drive true KIT merupakan peralatan praktik yang bisa dibawa pulang untuk kemudian dilakukan di rumah masing-masing. “Pada bulan Oktober kami akan membuat drive true KIT untuk jurusan komponen elektronika. Siswa akan datang ke sekolah hanya untuk  mengambil bahan praktik, kemudian melakukan praktek dirumah dengan diawasi oleh gurunya melalui daring. Jurusan lain juga begitu, di rumah menggunakan program aplikasi,” jelas Abdul Rakib. 

Adapun untuk mendukung keterserapan lulusan, SMK Ananda Deltamas juga telah melakukan “link and match” dengan berbagai industri sekitar, di antaranya Kohler, Suzuki, dan Hyundai. Sekolah ini juga menambahkan kurikulum lainnya, seperti pendidikan karakter, disiplin dan kejujuran, kemampuan berbahasa asing, serta matrikulasi matematika. Kebijakan kurikulum matrikulasi matematika ini didasari oleh pentingnya kemampuan matematika dari tiap individu untuk masuk ke dunia industri.

“Setiap perusahaan pasti melakukan tes matematika dasar. Ketika anak SMK lemah di matematika dasar, mereka sudah kalah. Karena di industri tidak ada tes skill, maka terdapat kurikulum matrikulasi matematika, matematika terapan. Jadi, kalau matematikanya mantab, meskipun tidak mendapatkan ranking, dia pasti bisa lolos kerja,” papar Abdul Rakib.

Ke depannya, Abdul Rakib berharap sekolah ini dapat terus dilengkapi dengan berbagai program keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri. Apalagi, melihat perkembangan kawasan indusri yang kini mencapai 98 kawasan, tentunya akan semakin membutuhkan tenaga kerja terampil yang cukup besar. Adapun dalam program pendidikan, Abdul Rakib dan jajaran tenaga pengajar akan terus memperbaharui kurikulum pembelajaran dengan kebutuhan industri yang ada. Di antaranya adalah penambahan kerja sama dengan industri, melengkapi sarana dengan teaching factory, dan keberadaan sentral bisnis. 

Abdul Rakib menambahkan, untuk pengembangan sekolah, nantinya akan ada kerja sama lagi dengan perusahaan, terutama untuk kelas industri, teaching factory, serta dibukanya sentral bisnis. Misalnya unit produksi ban, suku cadang, dan spare part. Selain itu, “Juga akan ada pertukaran pelajar dengan negara Jepang ke Asia University of Japan. Mereka sudah ada yang ke sini, tapi kita belum ada yang ke sana. Kerja sama dengan Japan Foundation, lalu dengan negara Cina bekerja sama dengan Wuling, serta Hyundai yang juga sudah mengarah ke sana,” pungkasnya. (Diksi/TM/AP)