Vokasi UI Kembangkan Mata Kuliah Game

Vokasi UI Kembangkan Mata Kuliah Game

Jakarta, Ditjen Vokasi – Sumber daya manusia (SDM) di bidang software dan game developer disebut-sebut sebagai bagian dari talenta yang dibutuhkan di antara 17 juta tenaga kerja yang tech-savy atau melek teknologi pada tahun 2024 mendatang. Indonesia sendiri saat ini menjadi pasar prospektif bagi industri game. Sayangnya, pelaku industri lokal hanya menguasai 2 persen dari pasar game Indonesia berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kemenkominfo bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI) pada 2020 lalu.

Tak tinggal diam, pendidikan di Indonesia kini telah banyak yang memiliki jurusan di bidang permainan digital ini. Yang teranyar datang dari Program Studi Produksi Media Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) yang bakal memasukkan game dalam beberapa mata kuliahnya. Bukannya mengapa, image game kini terus berkembang, tidak hanya dipandang sebagai media hiburan semata, melainkan juga dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan, seperti di bidang pendidikan dan pembelajaran.

Menurut N. Rangga Wiwesa, dosen sekaligus Ketua Program Studi Produksi Media Program Pendidikan Vokasi UI, game berpotensi menjadi media baru yang dapat dikembangkan menjadi industri yang komersial dan menjanjikan. “Untuk itu, kami mulai mengembangkan kurikulum berbasis media-media baru yang perlu mulai dikenalkan kepada masyarakat. Salah satunya adalah game,” ungkapnya yang juga seorang gamer.

Guna memenuhi capaian pembelajaran mata kuliah game ini, Program Studi Produksi Media akan melakukan kolaborasi dengan sejumlah industri untuk memasukkan game dalam beberapa mata kuliah, seperti Google Indonesia, GoPlay, Perusahaan Film Negara (PFN), Bumilangit, dan The Pokémon Company. Selain itu, prodi ini juga berkontribusi dalam konsorsium game developer bernama Program Microcredential Game Developer (PMGD) yang diinisiasi oleh Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) Universitas Terbuka (UT).

“Prodi Produksi Media terus berupaya untuk melengkapi lingkup pembelajaran di bidang media yang belum ada di lingkungan UI, untuk memperkaya khasanah media baru yang berpotensi besar menjadi industri di Indonesia,” kata Rangga.

Selain mata kuliah game, prodi ini juga membekali mahasiswa dengan sejumlah mata kuliah, seperti produksi komik, e-sports, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), fotografi digital, livestream, konten musik, film, dan desain. “Upaya ini diharapkan agar lulusan Produksi Media dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri, terutama industri digital ke depan,“ ungkap Rangga yang juga merupakan anggota AGI.

Sebelumnya, diketahui beberapa perguruan tinggi di negeri ini juga telah menyelenggarakan jurusan game, seperti pada Program S-2 Teknologi Game (ITS Surabaya), Program S-2 Teknologi Media Digital dan Game (ITB Bandung), Program S-1 Game Application and Technology (Binus University), Prodi D-4 Teknologi Game (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya), dan Prodi D-4 Teknologi Permainan (Politeknik Negeri Media Kreatif)

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) misalnya, dalam Prodi D-4 Teknologi Game, mahasiswa akan dibekali dengan empat kemampuan dasar yang dapat mendukung tumbuh kembang industri game, yaitu kemampuan teknis, kemampuan desain, kemampuan sosial dan komunikasi, serta kemampuan bisnis untuk berwirausaha di bidang industri game. Prodi ini akan membentuk mahasiswa yang berkemampuan teknis meliputi merancang dan membuat game, menguasai pemrograman komputer yang berhubungan dengan game, serta kemampuan grafik dan audio.

Sementara itu, Prodi D-4 Teknologi Permainan, Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) merupakan irisan atau gabungan dari berbagai disiplin ilmu, antara lain Informatika, Matematika, Desain, dan Teknik Elektro. Luaran capaian pembelajaran yang direncanakan adalah lulusan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan industri game, perangkat lunak, hiburan interaktif, bidang grafika komputer dan simulasi. Dengan demikian, lulusan prodi ini nantinya mampu bekerja sebagai pengembang game, perancang game, game producer, serta pengembang simulasi dan visualisasi dengan menerapkan manajemen pengembangan perangkat lunak, desain game, dan manajemen proyek dalam produksi game. (Diksi/AP/NA)