Warga Terminal Tegal Geruduk Rumah Pengelola Sakila Kerti

Warga Terminal Tegal Geruduk Rumah Pengelola Sakila Kerti

Tegal, Ditjen Vokasi PKPLK - Warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Sakila Kerti, Kota Tegal, Jawa Tengah atau kerap diistilahkan Sekolah Terminal punya tradisi unik beberapa hari sesudah lebaran. Mereka ramai-ramai menggeruduk rumah pengelola Dr. Yusqon, M.Pd. yang merupakan pengelola dari PKBM Sakila Kerti. Tidak sekadar menggeruduk dan bersilaturahmi, warga belajar yang terdiri atas juru parkir, pedagang asongan, pengamen, sopir, kernet, beramai-ramai menyelenggarakan kegiatan literasi, seperti membaca nyaring dan membaca puisi.

“Tradisi ini diselenggarakan 5 hari setelah Hari Raya Idulfitri, dimulai sekitar 14 tahun lalu sejak Sekolah Terminal berdiri. Kami sudah mempersiapkan hidangan untuk mereka yang akan berkunjung,” terang Yusqon selaku pengelola Sakila Kerti.

Yusqon menceritakan bahwa yang berkunjung ke rumahnya tersebut seluruhnya adalah warga terminal sebab lembaga pendidikan nonformal tersebut memang didirikan untuk masyarakat marginal yang berada di sekitar Terminal Kota Tegal. Yusqon pun menganggap tradisi kunjungan beramai-ramai ke rumahnya tersebut sebagai bentuk apresiasi timbal-balik antara pengelola Sakila Kerti dengan warga terminal.

“Mereka (warga terminal) tidak lupa menjalin tali silaturahmi saat Idulfitri. Mereka datang menggunakan bus kecil, ada puluhan orang, dan kami bikin kegiatan literasi sederhana,” katanya.


Yusqon pun menceritakan bahwa warga terminal tersebut dulunya sebagian besar tidak bisa tulis-baca. 

“Bahkan membaca huruf latin dan hijaiyah tidak bisa. Kemudian mereka diajarkan baca-tulis. Diberikan bimbingan belajar hingga mengikuti Paket A, B, dan C, termasuk pengajian,” terang Yusqon.

Ia juga menjelaskan, kunjungan tersebut tidak hanya sekadar tradisi dan datang saja, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Aktivitas tersebut membuat orang yang satu dan yang lainnya bisa melebur, saling memaafkan, dan berjabat tangan. 


Sismiyati Yusqon yang ikut mengelola RA-PAUD Sakila Kerti Tegal merasa senang dan bahagia dikunjungi warga Terminal Tegal. Ia mengatakan bahwa kunjungan warga terminal ke rumahnya dan kegiatan yang diselenggarakan merupakan bentuk kepedulian dan gairah yang ingin ditunjukkan warga terminal terhadap dunia literasi. 

“Selain halal bihalal, kami mulai dulu dari doa bersama, pembacaan puisi dan menceriatakan kembali kilas-balik tradisi ini,” terangnya.

Yusqon, atau Sismiyati, merupakan pengelola yang selalu mencurahkan waktu dan tenaga mereka untuk pendidikan bagi warga Terminal Tegal sejak Sakila Kerti didirikan 14 tahun lalu. Satuan pendidikan nonformal itu berdiri saat Yusqon selaku Pendiri dan Pengelola TBM Sakila Kerti mendapat kepercayaan dari Wali Kota Tegal, Ikmal Jaya‎, untuk mengelola ruangan kecil berukuran 4 x 6 meter yang berada di dalam terminal Kota Tegal.

Yusqon yang saat itu sedang mempersiapkan ujian terbuka untuk program pendidikan doktor (S3) Universitas Negeri Semarang (Unnes) berinisiatif untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Rangan itu kemudian berkembang menjadi tempat pendidikan bagi masyarakat marjinal. 

“Sekarang kita juga menginisiasi Sekolah Laut, di Pantai Alam Indah, untuk warga nelayan. Ada juga sekolah Lapas, untuk warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Konsepnya sama dengan Sekolah Terminal, ada pembelajaran, juga Paket ABC,” terang Yusqon tentang perkembangan satuan pendidikan nonformal yang didirikannya. (Esha/Arifin/Dani)