Yang Terus Berbinar Usai Sandang PK

Yang Terus Berbinar Usai Sandang PK

Sleman, Ditjen Diksi – Erupsi Gunung Merapi membawa wajah baru pada bangunan SMKN 1 Cangkringan di lokasi anyarnya, namun masih di wilayah Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. “Pada 2012 awal pindah ke lokasi ini turut membawa dua jurusan, yakni APHP (agribisnis pengolahan hasil pertanian) dan ATR (agribisnis ternak ruminansia), dengan total siswa mencapai 150,” ujar Nurlatifah Hidayati, Kepala SMKN 1 Cangkringan, memulai kisah geliat sekolah yang digawanginya.

Karena animo calon peserta didik menurun saat itu, maka sekolah membuka jurusan otomotif (teknik kendaraan ringan/TKR). Meski mulanya bertujuan menarik minat masyarakat sekitar masuk SMK, namun peminatnya setiap tahun malahan bertambah. “Hingga akhirnya menambah 2 rombel (rombongan belajar, red), serta total saat ini menjadi 30 rombel, termasuk jurusan analisis pengujian laboratorium (kimia). Adapun peminat jurusan otomotif hingga sekarang sangat luar biasa. Misalnya, saat ini telah terdaftar 150-an calon peserta didik untuk 72 kursi yang tersedia. Selain otomotif, APHP juga memiliki banyak peminat untuk 4 kelas,” terang Nurlatifah.

Terlebih, sejak sekolah ditetapkan menjadi SMK CoE (Center of Excellence) sejak 2020 dan menjadi SMK PK (Pusat Keunggulan) sejak 2021 untuk jurusan APHP. “Sejak bertugas di sekolah ini pada 2018 yang masih biasa-biasa saja dan jarang terekspose, saya pun berusaha agar sekolah lebih dikenal dan berprestasi. Mulai 2019 kami pun mulai belajar bagaimana mengembangkan jurusan APHP, hingga berkunjung ke SMKN 6 Yogyakarta, serta SMK di Bawen, Jawa Tengah, dan Jember, Jawa Timur,” ujar Nurlatifah.

Beranjak dari zona nyaman, sejak dinobatkan menjadi SMK CoE, SMKN yang memiliki total 1.040 murid dengan luas lahan 3 hektare ini pun dituntut bergerak lincah. Hingga akhirnya, sekolah dapat membangun gedung baru beserta peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri. “Begitu ada alat baru, gedung baru, semangat murid maupun guru menjadi baru juga. Berbagai lomba pun kerap diikuti oleh para siswa hingga sempat menjuarai ajang lomba cover ‘Condong pada Mimpi’ dan mendapat enam besar ‘V Factor’ yang keduanya digelar Ditjen Pendidikan Vokasi,” tutur Nurlatifah.

Di samping itu, seiring kerja sama dengan industri yang kian erat, sekolah pun kerap menghasilkan ragam produk, misalnya makanan kekinian. Selain dari jurusan APHP yang sempat meraih Juara 3 LKS Nasional 2021 dalam bidang teknologi pangan, prestasi jurusan otomotif yang terbilang baru di sekolah ini nyatanya dapat mengalahkan sekolah lain yang lebih dikenal dahulu dengan jurusan tersebut. Hingga akhirnya, “Dari provinsi maju ke tingkat nasional hingga mendapatkan Medallion of Excellence tahun 2021 lalu,” ujar Nurlatifah, bangga.

Nurlatifah menambahkan, sekolah juga kian agresif mengundang guru tamu dari kalangan industri. tercatat, beberapa nama industri yang menjadi rekan sekolah, yakni PT Propan, PT Pama Persada, PT Widodo Makmur, PT Kramayuda, PT Busana Indah Gament, PT Medion, dan PT Best Agro Kalimantan. Adapun untuk praktiknya, “Dari jurusan APHP misalnya, siswa mulai mengambil bahan dari petani, lalu diolah menjadi tepung, baru menjadi produk makanan yang healthy food. Seiring rencana sekolah menyandang BLUD (badan layanan umum daerah), kami juga akan memproduksi tepung yang disalurkan ke sekolah-sekolah lain sebagai bahan makanan,” pungkasnya. (Diksi/AP/NA)