Viral Kebaya Crop Top Korea, Apa Kata Ahli Vokasi Bidang Busana?
Tulungagung, Ditjen Vokasi - Kebaya merupakan warisan budaya Indonesia yang notabenya berasal dari suku Jawa. Sebagai upaya pelestarian budaya, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) bidang tata busana pun seringkali mengajarkan pembuatan kebaya kepada peserta didik kursus. Namun, baru-baru ini terdapat kebaya modifikasi berupa kebaya crop top korea yang cukup viral di Indonesia.
Salah satu LKP bidang busana yaitu LKP Ayu Busono, Tuluanggung, Jawa Timur pun turut berperan dalam pengembangan keterampilan masyarakat. LKP yang sudah lebih dari 20 tahun tersebut pun memiliki teaching factory (Tefa) berupa butik dan pesanan custom kebaya. Ernarini Indraswati selaku pemimpin LKP Ayu Busono turut menyoroti kebaya crop top korea yang saat ini beredar di Indonesia.
“Sebenarnya, kebaya itu sangat boleh dimodifikasi, tetapi tetap harus memperhatikan pakemnya,” ujar Ernarini.
Ernarini pun menjelaskan bahwa kebaya modern atau modifikasi tetap tak mengubah ukuran. Menurut Ernarini, kebaya yang sesuai pakem adalah kebaya yang pas di badan. Contohnya untuk kebaya kutu baru bagian bawahnya bisa lebih dilebarkan ataupun dikerut, asalkan tetap sesuai dengan ukuran badan.
“Hanya saja, saat ini ada kebaya modern kebaya crop top ala Korea, tentu saja hal tersebut sangat menyalahi pakem,” tegas Ernarini.
Menurut Ernarini, hal tersebut sangat merugikan Indonesia, terlebih masyarakat Jawa. Walaupun itu hanya tren, sudah seharusnya masyarakat pun tak mengikuti tren tersebut. Kebaya modern crop korea tampil lebih mini sampai di atas pinggang dengan menggunakan warna-warna pastel. Hal itu sangat bertolak belakang dengan pakem kebaya yang ada di Indonesia
Untuk meminimalisasi berkembangnya tren tersebut, seharusnya generasi Z dapat lebih bijak dalam memilih busana. Selain itu, pengetahuan tentang tata busana juga sangat diperlukan.
Ernarini menjelaskan, “Maka dari itu, pembekalan terhadap pengetahuan tentang busana sangat penting. Salah satunya ialah dengan kursus dan pelatihan.”
Kursus tata busana yaitu menjahit dapat menjadi jawaban untuk meningkatkan keterampilan. Di LKP, peserta didik akan diajari membuat pola berbagai busana, termasuk kebaya. Hal ini dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, terlebih dengan banyaknya permintaan terhadap busana wanita.
“Kan banyak permintaan tentang kebaya seperti kebaya bridesmaid ataupun untuk kegiatan lainnya. Maka dari itu, keterampilan menjahit dapat membuka peluang usaha,” pungkas Ernarini. (Zia/Cecep)