TISASforINA, Alat Pemantau Kualitas Air Karya Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

TISASforINA, Alat Pemantau Kualitas Air Karya Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Surabaya, Ditjen Vokasi – Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) kembali menorehkan prestasi gemilang dalam membuat inovasi teknologi. Setelah alat tuliboot yang berfungsi untuk membantu komunikasi penyandang disabilitas tunarungu, kini mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS berhasil menciptakan Water Quality Mater, sebuah alat pemantau kualitas air yang revolusioner dalam budi daya perikanan.


Alat ini tercipta dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat Jawa Timur yang menggeluti dunia budi daya perikanan. Akan tetapi, mereka masih menggunakan cara manual untuk mengecek kondisi air yang dipakai dalam budi daya. Di mana dengan cara manual tersebut, para pembudi daya memerlukan banyak waktu untuk pengecekan dan hasilnya pun kurang akurat. Oleh karena itu, mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika dengan didampingi oleh dosen PENS pun membuat alat water quality control.


Alat yang diberi nama Totally Integrated Smart Aquaculture System for Indonesia (TISASforINA) ini adalah sebuah platform digital yang dibangun oleh PENS dengan tujuan untuk mendukung penguatan sektor budi daya perairan Indonesia yang maju dan mandiri. Para mahasiswa melakukan beberapa langkah sebelum alat tersebut selesai dibuat, yakni dengan riset dan pembagian tugas. 



TISASforINA berhasil diselesaikan dalam waktu satu bulan. Alat ini memiliki kemampuan untuk memonitor dan mengontrol parameter penting dalam budi daya perikanan, seperti suhu air, tingkat oksigen terlarut, pH, dan kadar ammonia.


Salah satu keunggulan dari TISASforINA ini ialah kemampuannya untuk terhubung dengan jaringan internet dan memberikan data secara real time kepada petani perikanan. Hal ini memungkinkan para petani untuk memantau kondisi air kolam secara akurat dan dapat mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perubahan yang signifikan dalam kualitas air.


“Dengan alat ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam budi daya perikanan, mengurangi risiko kerugian akibat kualitas air yang buruk, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil budi daya perikanan,” ucap Muhammad Aldino Habibulloh, mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika, PENS.


Saat ini, alat TISASforINA masih dalam tahap pengembangan. Untuk pemanfaatannya sendiri, alat ini telah digunakan oleh para petani tambak udang yang ada di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Gresik. 


“Melihat potensi tambak yang ada di Indonesia cukup besar sehingga ke depan setelah alat ini sempurna rencananya akan diproduksi agar para petani tambak dapat terbantu dan lebih produktif dalam berbudidaya,” tegas Aldino. (Aya/Cecep)