Tingkatkan Kompetensi Keamanan Jaringan, Guru SMK Ikuti Magang Junior Penetration di BSSN
Depok, Ditjen Vokasi - Tantangan keamanan siber di Indonesia cukup signifikan akhir-akhir ini. Kasus peretasan menjadi momok yang mengkhawatirkan dan mengganggu kestabilan lembaga dan industri bahkan individu. Untuk itulah, sumber daya manusia (SDM) kompeten di bidang tersebut dapat menjadi solusi terkait tingginya kebutuhan keamanan siber. Pendidikan vokasi pun menjadi jalan keluar untuk menghadirkan SDM di bidang keamanan siber, salah satunya ialah di sekolah menengah kejuruan (SMK).
Pembelajaran di SMK Jurusan Teknik Komputer Jaringan dan Telekomunikasi (TKJT) juga terdapat materi mengenai keamanan jaringan. Akan tetapi, sistem keamanan jaringan terus berkembang. Guru pun diharapkan memiliki kompetensi sehingga memberikan pembelajaran yang relevan kepada siswa.
Berdasarkan latar belakang itulah, Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Junior Penetration 2023.
Proses pembelajaran kegiatan ini dilakukan secara daring mengenai keamanan jaringan di tanggal 13 s.d. 23 Juli 2023. Selanjutnya, peserta pun melakukan proses pemagangan di BSSN dari tanggal 24 Juli s.d. 2 Agustus 2023.
Salah satu peserta program tersebut yaitu Lovi Triono yang berasal dari SMKN 1 Bengkulu membagikan pengalaman menarik tentang program tersebut.
“Saya belajar lebih dalam tentang keamanan siber melalui program ini, khususnya terkait kemampuan untuk membuat sebuah jaringan yang aman,” tutur Lovi.
Selama proses pemagangan, Lovi mencoba penetrasi ke jaringan yang sudah dibuat, apakah masih ada celah untuk diretas atau tidak. Setelah itu, ia pun membuat laporan tentang hasil dari penetrasi yang dilakukan sehingga mendapatkan formulasi yang tepat untuk membangun sebuah keamanan jaringan yang aman.
\
“Sistem operasi/aplikasi yang digunakan selama proses magang tersebut pun adalah Kali Linux, yang mana di dalamnya terdapat berbagai tools keamanan, seperti nmap, zap, hydra, dan sebagainya,” ungkap Lovi.
Menurut Lovi, berdasarkan Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran di SMK jurusan tersebut adalah peserta didik mampu memahami ancaman keamanan jaringan dan menentukan sistem keamanan yang dibutuhkan. Di kurikulum sebelumnya, capaian pembelajaran hanya membangun jaringan dan servernya dengan firewall. Melalui program dari BPPMPV KPTK inilah, ia mendapatkan pendalaman materi yang nantinya berguna ketika ia menerapkan di SMK.
“Pada proses pembelajaran, rencananya siswa akan diminta untuk melakukan project based learning (PBL) yaitu membangun sebuah jaringan atau server kemudian sehingga nanti mendapatkan report dan formulasi yang pas untuk mengamankan sebuah jaringan yang sudah dibuat. Sama seperti saya ketika magang di BSSN,” jelas Lovi mengisahkan proyek yang akan ia terapkan di SMK kelak setelah selesai program.
Lovi pun mengharapkan bahwa Pelatihan Junior Penetration ini akan dikembangkan lebih lanjut menjadi Senior Penetration. Ia pun merasa bangga dapat memiliki kesempatan dan pengalaman baru belajar langsung di BSSN.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, menyampaikan bahwa 24 guru SMK yang mengikuti program diharapkan dapat membuat terobosan baru di SMK-nya masing-masing setelah program selesai.
“Kegiatan ini termasuk ke dalam program Pelatihan Guru Kejuruan Berbasis Industri. SMK sebagai satuan pendidikan vokasi sangat perlu meningkatkan kompetensi di bidang keamanan jaringan,” tutur Lismanto.
Di sisi lain, Rory Ojak H. Sitorus selaku Kepala Pusat Pengembangan SDM BSSN, berkomitmen agar proses pemagangan ini dapat berkontribusi untuk peningkatan kualitas pendidikan di SMK.
“Kebutuhan terkait keamanan jaringan akan semakin meningkat. Guru yang mengikuti kegiatan ini bisa menjadi agen perubahan untuk menghadirkan lulusan SMK yang unggul di bidang keamanan jaringan,” ungkap Rory. (Zia/Cecep)