Tingkatkan Keselarasan Lulusan, Produk Tefa SMKN 1 Cibinong Diminati Industri

Tingkatkan Keselarasan Lulusan, Produk Tefa SMKN 1 Cibinong Diminati Industri

Bogor, Ditjen Vokasi - Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus mendorong keselarasan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri. Salah satunya adalah dengan menghadirkan industri dalam pembelajarannya atau yang dikenal dengan teaching factory (Tefa). 


Penerapan model pembelajaran Tefa di sekolah vokasi sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun. Model pembelajaran ini telah diadopsi di banyak SMK-SMK Pusat Keunggulan di seluruh Indonesia. Model pembelajaran ini juga telah menghasilkan produksi/jasa yang sudah mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri, bahkan banyak yang diminati oleh industri.


Salah satu contoh pembelajaran Tefa yang berhasil adalah SMKN 1 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sekolah ini, hampir setiap program keahlian memiliki Tefa yang membuat siswa sudah belajar memenuhi standar dunia usaha dan dunia industri sejak di sekolah. 


Muhammad Fadhil Firdaus, misalnya. Ia adalah siswa Kelas XI pada Program Keahlian Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur yang telah merasakan dampak nyata dari pembelajaran berbasis Tefa di SMKN 1 Cibinong. 


“Saya lebih percaya diri karena bisa terjun langsung mengerjakan produk dari industri. Jadi lebih sering latihan, lebih sering pegang mesin. Tidak takut-takut lagi,” kata Fadhil. 


Sebagai siswa kelas XI, Fadhil memang sudah dilibatkan dalam kegiatan Tefa di sekolahnya. Sesuai dengan program keahlian yang ia ikuti, Fadhil dan rekan-rekannya menghasilkan produk komponen untuk industri berupa V-Hook Spiral, filling tube, saddle bag, dan sejumlah produk lainnya. Produk-produk tersebut dibuat untuk memenuhi pesanan industri PT Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tiga Roda) yang merupakan salah satu mitra industri SMKN 1 Cibinong. 


“Sekali datang bisa ribuan.Kami kerjakan dan kami benar-benar merasakan bagaimana suasana industri di sekolah,” kata Fadhil menambahkan. 


V-Hook Spiral merupakan komponen industri yang digunakan untuk membantu proses produksi semen. Alat habis pakai tersebut menyerupai alat  berbentuk “V” berbahan stainless. Fungsinya adalah untuk menahan batu dan tahan api pada proses produksi semen oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tiga Roda). 


Sementara itu, filling tube merupakan alat habis pakai berbentuk tabung untuk mengisi semen ke kantong. Saddle bag digunakan sebagai dudukan saat mengisi semen. 


Kepala SMKN 1 Cibinong, Sugiyo, mengatakan bahwa hampir seluruh kompetensi keahlian yang ada di sekolah tersebut telah menerapkan model pembelajaran Tefa. Produk-produk yang dihasilkan juga sangat beragam dan hampir seluruhnya sudah masuk ke industri. 


“Hampir semua jurusan sudah ada Tefa-nya dan semua bermitra dengan industri,” kata Sugiyo. 


Bagi Sugiyo, pembelajaran berbasis Tefa yang diberlakukan di sekolah merupakan upaya untuk mencetak generasi muda yang unggul dan mampu berdaya saing dan lebih relevan dengan kebutuhan industri, termasuk dengan produk yang dibuat. 


“Produk yang kami hasilkan jadi tidak main-main tidak asal buat latihan siswa, tetapi benar-benar sudah sesuai dengan industri,” kata Sugiyo menambahkan. 


Dukungan status sekolah sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), lanjut Sugiyo, membuat SMKN 1 Cibinong lebih leluasa dan pengaturan keuangan. 


“Di sisi lain, Merdeka Belajar mendukung fleksibilitas kami dalam menyusun kurikulum dan materi pembelajaran untuk menghadirkan Tefa yang semakin relevan,” ujar Sugiyo. (Nan/Cecep)