Teken Kerja Sama, Alumni SMK Siap Berangkat Kerja di Luar Negeri
Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Sedikitnya 368 lulusan SMK akan diberangkatkan sebagai tenaga migran Indonesia ke sejumlah negara setelah menjalani rangkaian proses penyiapan dan pelatihan yang dilakukan bersama antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemanaker), dan Kementerian Pelindungan Pekerja Tenaga Migran Indonesia (KP2MI). Rencananya mereka akan diberangkatkan pada Juni hingga Agustus mendatang.
“Untuk estimasi keberangkatan pada tahun 2025 diperkirakan paling banyak terjadi pada periode Juni hingga Agustus, dengan jumlah peserta sebanyak 368 lulusan,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, di Jakarta.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Direktorat Jenderal Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri dan Direktorat Jenderal Penempatan, KP2MI. Ditjen Pendidikan Vokasi PKPLK juga menandatangani kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kemenaker. Perjanjian kerja sama tersebut terkait dengan penyiapan lulusan SMK untuk bekerja di luar negeri.
Menurut Tatang, waktu penyiapan/pelatihan bagi para alumni SMK ini akan dimulai pada April mendatang melalui kerja sama antara SMK, mitra industri luar negeri, dan KP2MI. Durasi pelatihan rata-rata akan dilakukan selama enam hingga delapan bulan dengan materi pelatihan mencakup pada bahasa dan budaya negara tujuan, kompetensi teknis sesuai bidang, pembekalan soft skills dan ketenagakerjaan internasional, serta simulasi dan sertifikasi.
“Jumlah calon peserta siap kerja kurang lebih sekitar 620 orang yang berasal dari berbagai bidang keahlian, seperti pariwisata, kesehatan dan pekerja sosial, pertanian, kemaritiman dan sebagainya,” Tatang menambahkan.
Tatang juga menambahkan bahwa sebelum kerja sama ini, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk menyiapkan lulusan SMK agar bisa bersaing di pasar tenaga kerja global. Bahkan, menurut Tatang, program penyiapan pekerja migran Indonesia di SMK sudah dimulai sejak awal kelas X dengan melakukan asesmen untuk mengidentifikasi kesiapan dan potensi peserta didik.
“Akan tetapi, beberapa SMK ada yang baru memulai program ini dan melaksanakan persiapan sejak peserta didik berada di kelas XII," ujar Tatang
Sebagai bentuk intervensi, pemerintah juga telah memberikan bantuan penguatan persiapan untuk Program Magang Luar Negeri Tahun 2024 kepada 113 SMK. Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan peserta didik dalam menghadapi tantangan di dunia kerja global.
Program ini tidak hanya berorientasi pada magang, tetapi juga mencakup kesempatan bekerja bagi lulusan yang telah memenuhi kualifikasi dan persyaratan dari negara tujuan. (Nanik/Dani)