Tangani Stunting, Dosen Sekolah Vokasi IPB Ciptakan Aplikasi Perencanaan Menu MPASI

Tangani Stunting, Dosen Sekolah Vokasi IPB Ciptakan Aplikasi Perencanaan Menu MPASI

Bogor, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi vokasi ikut bergotong royong  mengatasi permasalahan stunting atau tengkes di Indonesia. Dengan kepakaran bidang ilmu yang dimiliki, perguruan tinggi vokasi turut berkontribusi mencari solusi dengan berbagai inovasi yang dikembangkan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. 


Guna mendukung penanganan stunting di Indonesia, dosen Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor University (SV IPB University) baru-baru ini berhasil mengembangan aplikasi Baby Meal Planner (BMP), sebuah aplikasi yang inovatif untuk perencanaan menu pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) serta pemantauan status gizi bayi usia enam hingga 24 bulan. Keberadaan aplikasi BMP ini diharapkan pada akhirnya dapat berperan dalam menurunkan kasus stunting di Indonesia dengan membantu para orang tua atau pengasuh dalam menyusun menu MPASI untuk bayi-bayi mereka.


Dosen Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi, SV-IPB University sekaligus inovator aplikasi BMP, Annisa Rizkiriani, mengatakan bahwa BMP merupakan sebuah aplikasi berbasis android yang dapat membantu para ibu maupun para caregiver atau perawat dalam merencanakan dan membuat makanan pendamping asi untuk anak usia enam sampai 24 bulan atau 2 tahun. 


“Dalam siklus kehidupan manusia ada yang namanya 1.000 hari pertama, mulai dari usia nol sampai dua tahun pertama. 1.000 hari pertama ini merupakan masa emas sekaligus periode kritis atau fase kritis. Jika, pada periode ini tidak dipenuhi asupan gizinya, maka akan terganggu tumbuh kembang anak di masa yang akan datang,” kata Annisa sebagaimana dikutip dari YouTube IPB-TV. 


Oleh karena itu, lanjut Annisa, penting bagi para orang tua untuk memastikan terpenuhinya asupan energi dan gizi yang tepat, seimbang, dan aman sesuai dengan kebutuhan bayi tersebut.

Masih menurut Annisa, kelebihan dari aplikasi BMP yang ia kembangkan dibanding aplikasi lainnya adalah sifatnya yang unik dan lebih personal. Dengan sejumlah fitur yang ada, aplikasi ini dapat memberikan informasi terkait kebutuhan energi setiap balita yang didasarkan pada data-data setiap balita yang diinput ke dalam aplikasi. Data yang dimaksud seperti tinggi badan, berat badan,usia, dan sebagainya. 


“Dari data tersebut kita dapat mengetahui status gizi bayi pada saat itu dan bisa mengetahui berapa kebutuhan energi dan zat gizi anak. Kita juga bisa mengetahui berapa jumlah bahan-bahan yang bisa kita siapkan untuk MPASI bagi bayi tersebut. Jadi, lebih personal,” tambah Annisa. 


Terdapat 3 fitur utama yang ada dalam BMP. Pertama yakni fitur untuk memantau status gizi anak dan mengetahui kebutuhan energi dan zat gizi anak. Fitur kedua adalah fitur yang memberikan rekomendasi menu untuk anak. 


“Ketiga adalah memberikan prinsip-prinsip dalam memberikan makanan kepada anak usia 6—24 bulan,” ujar Annisa.


Annisa berharap, aplikasi yang ia kembangkan ini dapat bisa digunakan oleh ibu atau pengasuh sebagai referensi dalam membuat MPASI, di mana dampak dalam pemberian gizi yang tepat tersebut dapat meningkatkan status gizi bayi yang baik. Dengan demikian, keberadaan aplikasi ini dapat berperan serta dalam upaya menurunkan kasus stunting di Indonesia. 


“Aplikasi BMP ini sudah tersedia di playstore dan bisa diunduh,” kata Annisa. (SV IPB/Nan/Cecep)


Sumber foto : Youtube IPB-TV