Tak Perlu Lagi Impor, Polman Bandung Ciptakan Bucket Teeth Karya Anak Negeri

Tak Perlu Lagi Impor, Polman Bandung Ciptakan Bucket Teeth Karya Anak Negeri

Bandung, Ditjen Vokasi - Insan-insan vokasi terus didorong terus berkarya dan berinovasi. Melalui program Matching Fund, ekosistem Merdeka Belajar dikembangkan untuk menciptakan kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi vokasi dalam mengembangkan riset-riset terapan yang dibutuhkan industri dan masyarakat. Salah satunya adalah pengembangan rekacipta berupa produk bucket teeth dan adaptor tipe PC 2000 yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung. 


Bucket teeth atau kuku bucket merupakan salah satu sparepart yang digunakan pada unit mesin alat berat ekskavator. Kuku bucket ini  dipasangkan pada bagian depan dari bucket ekskavator yang memiliki fungsi pengerukan material di pertambangan. 


Sebagai salah satu negara penghasil batu bara terbesar di dunia, kebutuhan akan kuku bucket selama ini cukup tinggi. Biasanya kuku bucket ini menjadi satu paket bersama mesin ekskavator yang sebagian besar didatangkan dari Jepang. 




Akan tetapi, kuku bucket “bawaan” pabrik ini kerap dirasa kurang cocok digunakan pada beberapa medan pertambangan di tanah air. Utamanya karena kontur tanah di area tambang yang cenderung lebih padat. Kondisi tersebut banyak dikeluhkan oleh para pengusaha tambang batu bara karena dapat mempengaruhi produktivitas dan juga bisa berdampak pada kerusakan mesin ekskavator itu sendiri. 


“Jadi, usulan pembuatan produk ini memang sejak awal ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) terkait kebutuhan sparepart bucket teeth untuk ekskavator yang digunakan di industri pertambangan,” kata Dosen Teknik Pengecoran Logam, Polman Bandung, Ery Hidayat.


Ery merupakan ketua tim dalam proyek pembuatan produk bucket teeth dan adaftor type PC 2000. Ery berkolaborasi dengan melibatkan 32 mahasiswa dari lintas jurusan dalam pengembangan proyek ini, mulai dari gambar atau desain rancang kuku bucket hingga tahap pengecoran dan sebagainya.


Menurut Ery, selama ini industri pertambangan selalu mengandalkan produk impor jika ada kerusakan pada produk original dari kuku bucket yang digunakan. Selain proses pemesanan yang lama, dari sisi harga produk kuku bucket impor juga tergolong mahal. Padahal permintaan kuku bucket ini tergolong tinggi. 


“Sebenarnya selain produk original terdapat juga produk lokal, tapi dengan kualitas yang masih banyak kelemahan, mulai dari kekuatan umur pakai produk yang relatif pendek dan kesesuaian ukuran bucket teeth yang berdampak pada kesulitan dalam proses pemasangan produk,” kata Ery. 


Di sisi lain, lanjut Ery, selama ini program studi pengecoran logam memiliki kapasitas dan kemampuan dalam hal pembuatan spare part bucket teeth ekskavator. Didukung dengan pembelajaran berbasis produk atau teaching factory yang memadai dalam proses pembuatan produk cor dan proses pengujian material, Polman Bandung bahkan telah berhasil membuat bucket teeth ekskavator tipe 1250. Produk  bucket teeth ekskavator tipe 1250 ini bahkan telah lolos uji coba pemakaian di industri pertambangan batu bara di Bukit Asam pada 2020 lalu. 


“Melalui proyek Matching Fund yang dilaksanakan pada tahun 2022 ini, program studi mengusulkan pembuatan produk yang sejenis yaitu bucket ekskavator tipe PC 2000,” kata Ery menambahkan. 


Pengembangan kuku bucket ekskavator tipe PC 2000 ini dilakukan dengan menggandeng mitra DUDI yaitu PT KOPERMAS yang memang bergerak di bidang alat berat. “Dan alhamdulilah, produknya sudah digunakan dan tidak ada komplain dari pengguna atas kuku bucket yang kami buat," ujar Ery. 


Masih menurut Ery, urgensi dari rekacipta yang diusulkan adalah substitusi impor dari produk tersebut dan dalam upaya peningkatan kemampuan industri lokal untuk membuat produk kuku bucket dan peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). 


Kegiatan pengembangan pembuatan produk bucket teeth dan adaptor ekskavator ini dilaksanakan selama lebih kurang 5 bulan. Proyek ini  melibatkan 32 orang mahasiswa yang terlibat secara aktif dan masuk dalam program praktik yang sudah dijadwalkan oleh program studi. Sementara itu, jumlah mata kuliah praktik yang mendukung dalam proses pembuatan produk tersebut sebanyak 11 mata kuliah yang tersusun dalam program praktik mahasiswa.


“Pembuatan produk kuku bucket ini mampu meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam proses pembuatan material baja cor untuk sparepart pertambangan. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam pembuatan produk riil sehingga skills mahasiswa lebih baik dan keterpakaian lulusan juga akan lebih baik,” kata Ery. (Nan/Cecep)