Tahun Kolaborasi Harus Narsis
Jogjakarta, Ditjen Diksi – Sebagai direktorat baru di lingkungan Kemendikbud, Ditjen Pendidikan Vokasi terus gencar menyosialisasikan ragam kegiatan maupun programnya agar lebih dikenal masyarakat. Harapannya, tentu saja semua informasi ataupun publikasi mengenai prestasi dan seluruh capaian vokasi, dapat tersalurkan dan tersiarkan dengan baik. Hal tersebut ditekankan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto saat arahannya dalam “Rapat Koordinasi Hubungan Masyarakat (Humas) dan Publikasi Tahun 2021” yang berlangsung pada 22-24 Februari 2021 di Jogjakarta.
“Pekerjaan humas bukan hanya menyiapkan acara pers konferensi, namun apabila ada isu yang menerpa pendidikan, maka humas menjadi garda terdepan. Humas juga harus mampu berkembang menjadi marketing dan melakukan re-branding,” tutur Wikan di hadapan insan humas pendidikan vokasi yang hadir secara luring maupun daring tersebut.
Wikan pun menekankan satu gerak langkah guna mempublikasikan program Ditjen Pendidikan Vokasi agar lebih efektif pada 2021 ini. “Kerja sama amat diperlukan, serta kedudukan humas di satuan kerja perlu mendapat perhatian agar bisa berjalan maksimal. Pasalnya, humas merupakan ujung rombak instansi untuk menjalani komunikasi internal dan eksternal,” terangnya.
Selain itu, Wikan juga menjelaskan konsep terkait tahun 2021 sebagai tahun kolaborasi. Adapun beberapa langkah yang harus dilakukan, yakni menguatkan sinergitas internal, mengomunikasikan program-program unit secara terperinci untuk dapat diolah bersama, menyampaikan dan mengoordinasikan kebutuhan dan hal teknis agar sesuai standar, serta melaksanakan kegiatan bersama. “Saya men-challenge semua. Mindset (humas, red) harus narsis. Terlebih, Ditjen Pendidikan Vokasi bakal melaksanakan enam program besar tahun ini,” ujarnya.
Menyoal kreativitas yang sangat diperlukan bagi tim humas dan publikasi dalam membuat konten-konten yang menarik, tambah Wikan, terdapat tiga cara yang kreatif yang dikenal sebagai 3C, yakni Content is The King, Content is The Queen, dan Creativity is The Pincess. Misalnya dalam menyosialisasikan upgrading D3 ke program D4, maka dapat dibuat success story agar banyak yang tertarik masuk pendidikan vokasi. “Humas butuh produk kuat untuk disampaikan,” jelas Wikan.
Tak ketinggalan, Wikan pun mengajak seluruh sumber daya manusia di lingkungan pendidikan vokasi agar menjadi pemimpin subur yang berani melakukan perubahan. “Ayo bersatu penuhi tahun 2021 dengan konten-konten pendidikan vokasi,” pungkasnya.
Selain arahan dari Dirjen Pendidikan Vokasi, kegiatan rakor humas tersebut juga menyajikan materi dan diskusi, yakni dari direktorat di lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas). (Diksi/Tan/AP)