Sukses Bisnis Sayur, Alumnus SMKN 2 Subang Miliki Omzet Puluhan Juta
Subang, Ditjen Vokasi – Lulus dari bangku SMK pada tahun 2020, Ratna Komala, alumnus Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, SMKN 2 Subang, sukses berwirausaha di bidang sayuran.
Ratna menyampaikan bahwa keputusannya untuk berwirausaha di bidang sayuran berawal dari keinginannya untuk mengembangkan lahan pertanian miliknya dengan ilmu yang ia dapatkan ketika sekolah.
“Banyak ilmu yang saya dapatkan dari sekolah kemudian saya terapkan untuk mengolah lahan pertanian sendiri. Di lahan tersebut saya menanam berbagai sayuran dan dalam pemeliharaannya saya pun tidak terlalu repot karena dulu telah dibekali ilmu terkait dunia pertanian,” ucap Ratna.
Semakin tingginya kesadaran manusia akan pentingnya menjaga nutrisi dalam tubuh membuat sayuran semakin diminati oleh masyarakat. Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Ratna untuk mengembangkan ilmu sekaligus usahanya.
Ratna memastikan bahwa setiap sayuran yang ia tanam tumbuh berkembang dengan baik. Menurutnya perkembangan sayuran yang baik akan berpengaruh pada hasil panen. Oleh karena itu, Ratna pun terlibat langsung, mulai dari penanaman hingga masa panen tiba.
“Kebetulan ketika sekolah di SMKN 2 Subang saya mendapatkan kesempatan untuk belajar di Belanda dalam Orange Knowledge Programme selama 15 hari. Program ini merupakan bentuk kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang bertujuan untuk merevitalisasi SMK di bidang pertanian. Selama di Belanda, saya belajar terkait dunia pertanian khususnya tanaman hortikultura, kebudayaan bertani, teknologi pertanian yang digunakan di Belanda, dan teknik pemasaran. Ilmu itu yang saya bawa pulang kemudian saya bagikan ke teman-teman dan saya aplikasikan langsung,” ucap Ratna.
Ratna menjual berbagai sayuran, seperti jagung, cabai, sawi, dan sebagainya. Produk-produk yang ia jual tidak hanya sayuran yang berasal dari lahannya sendiri tetapi, tetapi juga sayuran yang ia terima dari masyarakat sekitar.
“Banyak masyarakat sekitar yang menjual sayurannya ke saya. Jadi, produk yang saya jual ya tidak hanya dari panen kebun sendiri. Saya juga ingin membantu petani sekitar supaya sayuran yang mereka tanam laku terjual sehingga roda perekonomian pun tetap jalan,” ucap Ratna.
Berbeda dari penjual sayur pada umumnya, Ratna menggunakan ilmu pemasaran yang ia dapatkan dari bangku pendidikan. Salah satu yang menjadi fokus Ratna ialah pada pengemasan produk sayuran. Ratna mengemas produknya dengan menggunakan plastik bersegel. Menurutnya pengemasan produk akan berpengaruh pada kualitas dan jumlah produk yang terjual. Semakin menarik pengemasannya maka akan menambah nilai jual dari suatu produk.
“Pengemasan yang tepat dapat membantu menjaga kualitas sayuran. Kelembaban dari kemasan bisa menjadi faktor utama yang bisa menyebabkan turunnya kualitas sayuran sehingga sayuran pun menjadi kurang segar. Apabila sayuran yang kita jual ini kurang segar maka pembeli pun akan berpikir ulang untuk membelinya,” ucap Ratna.
Produk sayuran yang dijual oleh Ratna dipasarkan langsung ke masyarakat sekitar, pasar tradisional, hingga supermarket yang ada di Subang. Dari bisnis ini, Ratna berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Omzet per bulan yang didapatkan oleh Ratna bisa mencapai jutaan bahkan puluhan juta.
“Kasarannya saya jadi distributor yang nyetok kebutuhan sayur untuk supermarket dan pasar tradisional. Alhamdulillah, penghasilan dari usaha sayuran ini lumayan tinggi ya mencapai puluhan juta sehingga bisnis ini bisa berjalan sampai sekarang. Meskipun masih muda saya ngga malu menggeluti bidang pertanian dan berjualan sayur. Setiap orang pasti membutuhkan produk pertanian untuk menyambung kehidupannya. Bertani tidak hanya untuk orang yang berusia senja saja, tetapi kita sebagai orang muda juga bisa mendalaminya. Kita hadir sebagai petani muda untuk membawa perubahan pada pertanian Indonesia. Perubahan inilah yang nantinya akan meningkatkan nilai jual hasil pertanian khususnya sayuran. Harapannya dengan semakin banyaknya petani muda yang melek teknologi akan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia,” tutur Ratna. (Aya/Cecep)