SMKN 2 Jakarta Siapkan Kebekerjaan dan Kewirausahaan Siswa Melalui Kelas Industri

SMKN 2 Jakarta Siapkan Kebekerjaan dan Kewirausahaan Siswa Melalui Kelas Industri

Jakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Lulusan pendidikan vokasi dituntut memiliki penguasaan kecakapan kerja yang diasah selama belajar di sekolah. Penguasaan kecakapan ini tidak bisa hanya mengandalkan praktik kerja atau magang industri, tetapi perlu dihadirkan melalui kelas-kelas industri yang dirancang bersama mitra dunia usaha dan industri.

SMKN 2 Jakarta menjadi salah satu SMK yang menjalankan program kelas industri, yakni kelas industri Bisnis Retail. Kelas industri ini dilakukan dengan melibatkan Alfamidi sebagai mitra industrinya.

Kepala SMKN 2 Jakarta, Murni Astuti, mengatakan bahwa proses pembelajaran di kelas industri Bisnis Retail dilakukan secara daring dan luring yang dimulai dari siswa kelas 10 hingga kelas 12. Sementara itu, perekrutan siswa kelas industri sendiri sudah dilakukan sejak kelas 10.

“Tahun 2024 SMKN 2 Jakarta juga telah mendapat bantuan program Tefa Pengimbasan pada konsentrasi keahlian (KK) Bisnis Retail dengan dukungan konsentrasi keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV),” kata Murni.

Menurut Murni, dukungan industri dalam hal ini Alfamidi sangat besar, di mana Alfamidi memberikan peralatan mulai dari rak, gondola,  serta mesin. Alfamidi juga mendesain ruang Tefa di sesuai dengan kelas Alfamidi yang sesuai dengan standar industri. “Kalau kami bertugas menyiapkan ruang serta gudangnya,” Murni menambahkan..


Sementara itu, Kepala Program Keahlian Bisnis Retail SMKN 2 Jakarta,  Nuri Trisniati, menyampaikan bahwa rekrutmen para siswa yang mengikuti kelas industri dilakukan bersama dengan Alfamidi. 

“SMK menyiapkan siswanya, kemudian diseleksi oleh Alfamidi,” kata Nuri.

Jumlah siswa di kelas industri sendiri adalah satu rombel yang bisa mencapai 18 siswa. Bagi siswa yang tidak lolos seleksi kelas industri, mereka juga bisa mendapatkan pengetahuan dari industri melalui program guru tamu dari Alfamidi sebagai trainer. Pembelajaran dari industri dilakukan secara luring. Bahkan setiap sebulan sekali, juga diadakan kelas webinar yang diikuti oleh seluruh siswa SMK binaan Alfamidi. Pembelajaran dari industri ini juga berikan kepada semua siswa baik yang ikut dalam kelas industri maupun non regular, dari kelas 10 semester 2. 

Selain kelas Industri, SMKN 2 Jakarta juga mengembangkan program teaching factory dengan sejumlah produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh para siswa, misalnya Tefa DKV dengan industri Wolu Kreasi dan Lazuardi, Akuntansi dengan Bank BNI serta Manajemen perkantoran dengan usaha Toko. Pada DKV, sekolah mencoba menyiapkan kemampuan siswa belajar berwirausaha dengan menghasilkan produk seperti kaos, mug, stiker, casing tap case.

“Sekolah selalu mengarahkan agar siswa dapat meyakinkan dan menjaga kepercayaan industri untuk melakukan pekerjaan dengan memberikan bukti dari hasil produk dan kualitas dari Tefa yang ada serta kemampuan SDM siswa,” pungkas Murni. (Bambang SJ/Nan/Cecep)