SMKN 2 Bontang Produksi Berbagai Olahan Hasil Perikanan
Bontang, Ditjen Vokasi – Dewasa ini, ketahanan pangan di dunia sedang menjadi salah satu topik pembicaraan yang hangat. Semua orang dituntut untuk bekerja sama membantu menyediakan bahan pangan agar ketahanan pangan tetap terjaga.
Bumi yang ditinggali oleh manusia sajaknya telah menyediakan semua yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya bahan pangan. Sebagai manusia, kita harus peka dengan bahan-bahan yang ada di sekitar sehingga kita bisa mengolah bahan tersebut menjadi makanan yang bervariasi.
Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHPi) SMKN 2 Bontang, Kalimantan Timur merupakan jurusan yang mendapatkan bantuan dari program SMK Pusat Keunggulan (PK) sejak tahun 2021.
Pasca mendapatkan program SMK PK, SMKN 2 Bontang terus mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Peningkatan ini dicapai karena SMKN 2 Bontang mendapatkan bantuan ruang praktik beserta alat yang sesuai dengan standar industri sehingga dapat membantu proses belajar siswa dengan maksimal.
Kepala SMKN 2 Bontang, Mardijanti, mengungkapkan bahwa dengan adanya program SMK PK ini, hubungan sekolah dengan mitra menjadi semakin erat serta kegiatan workshop dan magang kompetensi guru semakin meningkat. Selain itu, karakter siswa juga dibentuk melalui kegiatan workshop budaya kerja, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan gerakan sekolah menyenangkan.
“Program ini meningkatkan sinergitas antara sekolah dengan Iduka (industri, dunia usaha, dan dunia kerja), seperti CV Bening Jati Anugrah, PT Nuansa Cipta Magello, PT Wahyu Pradana Bina Mulia, PT Global Maju Pratama Maros, PT Bogatama Marinusa, dan CV Buana Laut Nusantara. Sinergitas ini diwujudkan melalui pendampingan yang dilakukan ke sekolah, seperti workshop penyelarasan kurikulum, guru tamu, magang siswa dan guru,” tutur Mardijanti.
Untuk mendukung peningkatan kualitas siswa, SMKN 2 Bontang juga melaksanakan kegiatan teaching factory (Tefa). Contoh Tefa dari Jurusan APHP ini ialah mengolah berbagai produk hasil perikanan. Olahan yang dibuat oleh Jurusan APHPi berupa nuget, sosis, bakso ikan dan rumput laut, amplang ikan dan rumput laut, abon, samosa, dan masih banyak produk olahan lainnya.
Pengolahan produk ini diawali adanya keinginan dari siswa untuk mengembangkan kreasi, baik dari segi rasa, bentuk, dan tampilan kemasan dari produk-produk yang sudah biasa beredar.
Proses pengolahan diawali dengan menyiapkan alat, bahan baku yakni ikan, dan bahan tambahan lainnya. Proses selanjutnya ialah melakukan penimbangan bahan, mencampur seluruh bahan, mencetak adonan, melakukan proses pemasakan atau pembekuan, dan diakhiri dengan proses pengemasan.
Semua produk olahan hasil perikanan dari SMKN 2 Bontang diberi merk Bonty (Bontang Fish Processing Industry). Harapannya adalah produk Bonty dari SMKN 2 Bontang ini dapat menjadi pionir miniplant proses pengolahan ikan di Kota Bontang.
Produk olahan ini diproduksi secara berkelanjutan dan telah dikonsumsi oleh masyarakat luas. Produk olahan ikan ini diberi harga berkisar antara 20 ribu sampai 30 ribu tergantung dari berat produknya. Hasil penjualan ini kemudian dikelola sebagai kegiatan Tefa dan diolah untuk kegiatan praktik siswa.
“Kami terus berupaya mengembangkan inovasi lainnya karena dengan kegiatan ini siswa jadi bisa belajar berinovasi, mengolah, hingga memasarkan. Hasil dari kegiatan ini juga kembali untuk proses pembelajaran siswa sendiri. Jadi, seoptimal mungkin kami dukung seluruh idenya,” pungkas Mardijanti. (Aya/Cecep Somantri)