SMKN 11 Bulukumba Produksi Seragam hingga Baju Bodo
Bulukumba, Ditjen Vokasi – Sandang atau pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi. Tanpa sandang kebutuhan primer manusia tidak akan lengkap.
Sandang yang dibutuhkan seseorang sangat beragam, mulai dari pakaian sehari-hari, seragam, hingga baju adat. Kebutuhan sandang yang sangat besar mendorong pelaku industri untuk memproduksi pakaian guna memenuhi kebutuhan pasar.
Jurusan Tata Busana, SMKN 11 Bulukumba, menjadi salah satu penyedia kebutuhan sandang di wilayah Bulukumba. SMK yang terletak di Bulukumba, Sulawesi Selatan ini merupakan salah satu SMK penerima program SMK Pusat Keunggulan (PK) di tahun 2021.
Dalam proses pembelajarannya, SMKN 11 Bulukumba melibatkan industri, alumni, dan pemerintah daerah. Terdapat 30 industri yang bekerja sama dengan SMKN 11 Bulukumba, lima di antaranya yakni CV Safari Tailor, CV Salsabila Makassar, Indomori Konveksi, CV Indorame, dan CV Umar Tailor. Adanya link & match antara sekolah dengan industri mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) SMKN 11 Bulukumba sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang berkompeten.
Kepala SMKN 11 Bulukumba, Sayed Khaidie, menyampaikan bahwa keberadaan program SMK PK di SMKN 11 Bulukumba membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. Peningkatan kepercayaan ini diwujudkan dengan jumlah siswa pendaftar yang selalu meningkat setiap tahunnya. Selain itu, keberadaan SMK PK ini juga membantu sekolah dalam membangun mindset industri pada siswa sehingga siswa sudah sejak dini mempersiapkan diri untuk memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Siswa jadi punya mindset yang lebih baik. Mereka lebih siap dalam menghadapi tantangan kebutuhan dunia industri. Tidak hanya itu, bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, pengenalan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja di bangku SMK menambah kajian teori pada bidang yang akan digelutinya,” ucap Sayed.
Guna meningkatkan kualitas SDM, SMKN 11 Bulukumba melaksanakan kegiatan teaching factory (Tefa). Dalam pelaksanaannya, SMKN 11 Bulukumba membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) SMK PK. Tim Satgas ini dibentuk untuk membantu mendampingi siswa dalam belajar dan berproduksi. Tim ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada bagian pemasaran, produksi, manajemen, kurir, dan quality control.
Salah satu produk hasil dari kegiatan Tefa SMKN 11 Bulukumba adalah pakaian yang diberi merk Sisappastore. Pakaian yang dihasilkan oleh siswa Jurusan Tata Busana SMKN 11 Bulukumba sangat beraneka ragam, mulai dari seragam sekolah, batik, kemeja, dan baju bodo yang merupakan baju adat dari Sulawesi Selatan. Tidak hanya memproduksi seragam, Tefa SMKN 11 Bulukumba juga memproduksi bordir lambang dan jasa sablon kaos.
“Kami melaksanakan proses produksi dengan membuat jobsheet, kemudian membagi tugas kepada siswa, alumni, dan instruktur kami dalam menyelesaikan orderan dan produksi yang ada,” ucap Sayed.
Dalam sebulan, SMKN 11 Bulukumba mampu memproduksi seragam sekolah sebanyak 30 sampai 50 pasang. Dalam sepekan SMKN 11 Bulukumba memproduksi bordir papan nama, selempang, bendera, kaos komunitas sebanyak 50 sampai 100 buah.
Konsumen produk pakaian buatan SMKN 11 Bulukumba datang dari berbagai pihak, seperti sekolah-sekolah yang ada di Bulukumba, komunitas, dan instansi pemerintah.
Harga yang diberikan sangat bervariasi menyesuaikan jenis pakaiannya. Baju Bodo dipatok mulai dari harga 200 ribu tergantung dari kelengkapan aksesorisnya. Hasil dari penjualan ini kemudian diolah oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SMKN 11 Bulukumba.
Ke depannya, SMKN 11 Bulukumba berencana menambah hasil produksi berupa batik tenun sutra yang merupakan ciri khas dari Sulawesi Selatan. Peningkatan kualitas dari segala aspek sangat diperlukan agar nantinya produk batik tenun sutra dapat terjamah dalam skala nasional bahkan internasional. (Aya/Cecep Somantri)