SMK Pusat Keunggulan Puger, Jember Resmikan Teaching Factory Tambak Udang untuk Pasar Ekspor
Jember, Ditjen Vokasi – SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, Jawa Timur patut mendapat apresiasi. Salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK) tersebut berhasil menuntaskan pembangunan sekaligus memulai operasional teaching factory (tefa) tambak udang vaname dengan nilai investasi Rp3,5 miliar. Produksi udang vaname ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor udang di Amerika dan Jepang.
Peresmian tefa ditandai dengan tebar bibit udang (benur) vaname oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, di lokasi tambak, yakni Dusun Jeni, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Kamis (22/12).
Tefa tambak udang yang diresmikan ini merupakan kolaborasi antara SMK Perikanan dan Kelautan Puger dengan industri mitra, yakni PT Istana Citra Sembada dan PT Matahari Sakti Surabaya melalui program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan 2022. Proses pembangunannya sudah dilakukan sejak enam bulan lalu dengan turut melibatkan sejumlah pihak, seperti Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, FIKP Universitas Brawijaya, Malang, dan sejumlah organisasi, seperti Shrimp Club Indonesia.
“Tefa SMK ini merupakan salah satu wujud nyata dari sekian banyak pemadanan yang dilakukan antara SMK dan industri dalam program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan. Tahun ini total komitmen investasi industri sebanyak Rp439 miliar, yang ditujukan untuk 373 SMK di Indonesia,” kata Kiki saat memberikan sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Kiki menyampaikan rasa bangganya kepada SMK Perikanan dan Kelautan Puger yang terus bertumbuh dan telah memiliki kerja sama yang baik antara sekolah dan dunia Industri. Kerja sama inilah yang patut dicontoh oleh SMK lainnya. Dirjen Kiki juga menyampaikan terima kasih kepada industri mitra yang sudah terlibat serta mengajak mitra industri di bidang apa pun untuk menjadi co-creater pendidikan vokasi.
“Kami melihat bahwa gotong royong dalam pengembangan pendidikan sanggatlah penting untuk menyiapkan generasi Indonesia yang kompeten. Industri juga akan merasakan manfaat besar dan tidak perlu melatih ulang ketika mendapat SDM yang kompeten karena sebagian sudah disiapkan oleh satuan pendidikan,” ungkap Kiki.
Oleh karena itu, Kiki mengajak mitra industri untuk berdiskusi dan memberikan saran dan masukan untuk berbagai hal terkait pendidikan vokasi. Bahan pembahasan diskusi tersebut bisa meliputi kurikulum, keterampilan, kompetensi guru, dan berbagai hal lainnya, termasuk para praktisi untuk ikut terlibat mengajar di satuan pendidikan vokasi.
Menurut Dirjen Kiki, tefa SMK harus memberikan kebermanfaatan yang luas bagi peserta didik, satuan pendidikan SMK, dan juga bagi industri mitra. Bagi peserta didik, kebermanfaatan tefa adalah melalui keterampilan dan kemampuan yang relevan dengan dunia kerja. Sementara bagi satuan pendidikan, manfaat tefa adalah untuk penguatan pembelajaran sehingga sekolah dapat mandiri sebagaimana yang terjadi di SMK Perikanan dan Kelautan Puger. Hasil dari tefa dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk peningkatan sarana dan prasana serta pelatihan guru. Adapun manfaat bagi mitra industri, mereka mendapatkan manfaat dari ketersediaan SDM yang kompeten secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kuntjoro Basuki, menjelaskan bahwa tefa berupa tambak udang vaname ini memiliki 3 (tiga) kolam produktif dengan luas ketiga kolam adalah 4.823 m2. Daya tampung udang pada setiap kolamnya berbeda. Kolam pertama dan kedua mampu menampung 255.300 ekor, sedangkan kolam ketiga memiliki daya tampung lebih kecil, yakni 212.850 ekor. Jika ditotal, tambak milik SMK Perikanan dan Kelautan Puger tersebut mampu menampung setidaknya 700.000 ekor udang.
“Proses yang dilakukan selama pembelajaran tefa di tambak vaname, yaitu persiapan lahan, persiapan wadah, persiapan media, proses budi daya, panen, pascapanen, dan pemasaran,” kata Kuntjoro.
Menurut Kuntjoro, potensi keuntungan untuk estimasi produksi per musim mencapai 14.469 kg (14,4 ton) atau Rp1.125.160.443,00. Dengan biaya produksi per musim senilai Rp809.000.000,00, maka estimasi laba per musim diperkirakan senilai Rp315.000.000,00. Masa panen untuk udang ini sendiri adalah 90—120 hari. “Perkiraan kami, pada bulan April 2023 nanti kami sudah bisa mulai panen udang,” kata Kuntjoro.
Produksi udang dari tambak ini rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor udang untuk Amerika. Selain Amerika, menurut Kuntjoro, saat ini pihak mitra dan sekolah juga sedang melakukan penjajakan untuk peluang mengisi pasar ekspor udang vaname ke Jepang.
“Jadi, nanti siswa kami tidak hanya memiliki keahlian di bidang budi daya udang saja, tetapi juga bagaimana mereka mempersiapkan pemasaran untuk ekspor. Misalnya, bagaimana menentukan udang yang layak ekspor dan tidak dan sebagainya,” kata Kuntjoro.
Masih menurut Kuntjoro, tak hanya memiliki tambak yang memadai, di lingkungan tefa ini juga telah disediakan 2 (dua) bangunan yang diperuntukkan untuk laboratorium kualitas air dan laboratorium hama dan penyakit. Proses pembelajaran dan pengembangan kedua laboratorium tersebut nantinya akan didampingi oleh perguruan tinggi pendamping dan instansi terkait.
Kuntjoro berharap, tefa di SMK Perikanan dan Kelautan Puger bukan hanya menjadi tambak seperti pada umumnya, tetapi juga dapat bermanfaat dan berdampak luas, yaitu menjadi percontohan tambak di sekitar. Selain itu, tefa tersebut juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat pesisir Kabupaten Jember dan pengembangan SMK bidang kemaritiman pada umumnya.
Dalam acara peresmian yang bertepatan dengan Hari Ibu tersebut, stakeholder pendukung juga turut hadir, di antaranya Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, Pengurus Wilayah Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (PW BKNU) Jawa Timur. Selain itu, perwakilan dari perguruan tinggi yaitu FIKP Universitas Brawijawa Malang, perwakilan organisasi yaitu Shrimp Club Indonesia dan Persatuan Petambak Rakyat, dan perwakilan dari DUDI yaitu dari PT Istana Citra Sembada dan PT Matahari Sakti Surabaya juga turut hadir pada acara peresmian tersebut. (Diksi/Nan/NA)