SMK Pusat Keunggulan Penggugah Semangat Pendidikan Kejuruan

SMK Pusat Keunggulan Penggugah Semangat Pendidikan Kejuruan

Jakarta, Ditjen Vokasi – Dalam rangka mengakselerasi pendidikan vokasi pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengembangkan program SMK Pusat Keunggulan.


Program SMK PK merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu. Tujuan dari program ini ialah untuk meningkatkan kualitas kinerja yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Program SMK PK telah memberikan dampak yang signifikan untuk kemajuan siswa SMK di Indonesia. 


Dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Menggugah Semangat Pendidikan Kejuruan, Berdayakan SMK Pusat Keunggulan yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI (19-10-2023), Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menuturkan bahwa yang mendasari dikembangkannya SMK PK adalah diperlukannya satu model pengembangan SMK yang perlu dicontoh untuk menjadi rujukan bagi SMK yang lain.



Program SMK PK lebih menitikberatkan bagaimana penguatan pada kepemimpinan kepala sekolah, kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang arahnya ke keterserapan tamatan ke dunia kerja, melanjutkan studi, dan berwirausaha. Program ini berjalan selama tiga tahun. Harapannya setelah tiga tahun, SMK penerima program SMK PK ini benar-benar bisa mandiri yang diperkuat melalui penguatan berkembangnya teaching factory di satuan pendidikan tersebut.


Sejak tahun 2021 sudah ada lebih dari 1.850 SMK penerima program SMK PK dan jumlah siswa yang terdampak sebanyak lebih dari 1.954.000. Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan jumlah SMK penerima program SMK PK sebanyak 2.172 SMK dengan jumlah siswa terdampak sebanyak 2,4 juta.


“Tujuan jangka panjangnya adalah SMK PK ini menjadi pengimbas bagi SMK yang lain di sekitarnya melalui kekuatan pada penyelarasan dengan DUDI terutama dalam implementasi Kurikulum Merdeka,” ucap Wardani.


Kepala Bidang SMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), M. Khairul Ihwan, menyampaikan bahwa pemerintah provinsi menyambut baik program tersebut. penyambutan ini dituangkan langsung dalam sebuah regulasi yang membahas SMK PK. Tujuan yang diinginkan oleh pemerintah pusat, industri, dan sekolah dikolaborasikan dengan potensi lokal dan program daerah. 



“Selama empat tahun, bantuan SMK PK sebanyak 77,2 miliar telah digelontorkan untuk mengakselerasi 42 SMK kita yang mendapatkan bantuan PK. Keberhasilan dari SMK PK ini dapat dilihat dari 100 SMK negeri di NTB sudah ada 34 SMK dengan status BLUD,” ucap Ihwan.


Kepala SMKN H. Moenadi Ungaran, Imro’atul Azizah, mengungkapkan bahwa program SMK PK sangat berdampak positif bagi kemajuan di SMK. Terdapat perubahan yang signifikan, baik dalam pembelajaran, penyiapan karakter peserta didik melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan link and match dengan industri.




“Terdapat percepatan manakala kita menjadi SMK PK. Kebetulan kami dari SMK sektor pertanian tentunya interferensi ini sangat membantu kami untuk bisa memberikan semacam image positif terhadap calon peserta didik dalam membangun minat untuk mau sekolah di sekolah pertanian,” ucap Azizah.


Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Axioo Class Program, Timmy Theopelus, menyampaikan bahwa peranan pendidikan vokasi dalam sebuah industri sangat penting. Di mana melalui pendidikan vokasi, para siswa dipersiapkan untuk belajar secara spesifik di keahlian tertentu. Program SMK PK menjadi jembatan untuk menyinergikan tiga pihak antara industri, pemerintah, dan sekolah.



“Pendidikan vokasi yang makin terbuka di mana kami dari industri bisa memasukkan kurikulum kami sendiri. Hal ini membuat kita bisa minta SDM yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan kami,” ucap Timmy. (Aya/Cecep)