Sigentong, Aplikasi Digital Buatan Polines untuk Mudahkan Layanan Warga Desa Kaligentong
Semarang, Ditjen Vokasi - Mahasiswa dan dosen Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil mengembangkan Sigentong, aplikasi digital untuk membantu sistem informasi, layanan, dan kependudukan bagi warga desa. Keberadaan aplikasi ini dapat membantu memudahkan masyarakat Desa Kaligentong, Gladagsari, Boyolali, Jawa Tengah untuk mengakses berbagai informasi serta layanan surat menyurat.
Dosen sekaligus Kepala Program Studi (Kaprodi) Teknik Telekomunikasi Polines, Ari Sriyanto Nugroho, mengatakan bahwa pengembangan aplikasi Sigentong ini bermula dari permintaan warga Desa Kaligentong melalui Kepala Desa Kaligentong. Warga Desa Kaligentong membutuhkan adanya sebuah aplikasi yang dapat membantu memudahkan warga dalam mengurus berbagai surat menyurat. Misalnya, surat keterangan atau pengantar untuk mengurus izin usaha, membuat KTP, dan sebagainya.
“Biasanya warga untuk mengurus berbagai surat-surat tersebut kan secara manual. Mereka harus mengurus ke RT kemudian RW terlebih dahulu. Dengan aplikasi ini, warga diharapkan bisa mengajukan langsung ke pihak desa melalui aplikasi ini,” kata Ari.
Permintaan dari Kepala Desa Kaligentong tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh para mahasiswa dan dosen Polines. Mereka lantas membentuk tim untuk mengembangkan aplikasi berlogo dua buah gentong tersebut.
“Mahasiswa kemudian turun ke desa untuk melakukan riset sekaligus magang kerja di Desa Kaligentong. Mahasiswa ini kami bagi dalam beberapa tim, ada tim yang bagian surat menyurat, potensi desa, dan lainnya,” ujar Ari.
Hasil dari kegiatan magang dari para mahasiswa tersebut kemudian dikembangkan menjadi aplikasi. Pengembangan aplikasi tersebut didasarkan pada temuan-temuan riset terkait dengan kebutuhan layanan-layanan yang diperlukan oleh masyarakat Desa Kaligentong.
Dalam pelaksanaannya, proses pengembangan aplikasi ini dilakukan di bawah bimbingan langsung para dosen hingga akhirnya menjadi sebuah aplikasi. Setelah melalui serangkaian uji coba dengan melibatkan pengalaman warga saat menggunakan aplikasi tersebut, Sigentong akhirnya bisa dinikmati oleh warga Desa Kaligentong dengan mengunduhnya terlebih dahulu melalui Playstore.
“Jadi, permintaan dari warga desa ini kami tangkap menjadi penelitian dengan mengikutkan mahasiswa sebagai bagian dari kegiatan magang dan tugas akhir. Kemudian, hasilnya sebagai sebuah aplikasi kami aplikasikan ke desa untuk pengabdian masyarakat,” terang Ari.
Sebenarnya tidak hanya Desa Kaligentong yang meminta dibuatkan aplikasi kepada Polines. Ada dua desa lainnya yang ingin dibuatkan aplikasi serupa. Namun, kebutuhan dari aplikasi yang dimaksud berbeda-beda.
Ari berharap, keberadaan aplikasi-aplikasi tersebut nantinya dapat dimanfaatkan oleh warga desa untuk memudahkan mereka dalam mengakses layanan. Bagi pihak desa, aplikasi tersebut juga dapat mengoptimalkan layanan dan memangkas rantai birokrasi.
“Bagi kami di perguruan tinggi vokasi, pengembangan aplikasi ini juga menjadi bagian dari pembelajaran berbasis proyek atau project based learning dan bagi mahasiswa ini dapat menjadi portofolio bagi mahasiswa,” ujar Ari. (Nan/Cecep)