Sejak SMK Sudah Budi Daya Ikan Koi, Shahrul Raih Omzet Puluhan Juta
Blitar, Ditjen Vokasi - Bisnis dapat dimulai dari hobi. Begitupun dengan Mohamad Shahrul Arifin, alumnus SMKN 1 Kademangan, Blitar, Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar. Shahrul memilih Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar karena dari awal ia sudah tertarik di dunia perikanan. Ia sudah memiliki usaha budi daya ikan koi sejak 2017, saat ia masih duduk di bangku SMK kelas XI.
“Ayah saya dulu punya budi daya ikan gurame, tapi sudah vakum. Lalu karena dari kecil saya melihat Ayah berkecimpung di dunia perikanan, saya pun memilih SMK untuk mengembangkan kembali usaha Ayah saya,” ungkap Shahrul mengawali cerita.
Shahrul juga bercerita bahwa di SMK ia mendapatkan pengetahuan yang lengkap tentang dunia perikanan. Sampai akhirnya, ia menjatuhkan hati untuk usaha budi daya ikan koi.
“Saat mata pelajaran budi daya perikanan dan lihat-lihat di YouTube, saya tertarik untuk buka usaha ikan koi. Akhirnya, dengan modal seadanya, saya pun memberanikan diri membuka budi daya ikan koi,” tutur Shahrul.
Di 2017, saat teman-temannya sibuk bermain, Shahrul harus memotong waktu bermainnya untuk mengembangkan usaha. Pada awalnya Sharul hanya bermodal satu ikan koi indukan dan 2—3 ekor pejantan. Dari indukan tersebutlah, ikan koi yang ia miliki kini sudah memiliki 3 kolam ikan koi.
Berbagai ikan koi sudah ia kembangkan, mulai dari kohaku, sanke, showa, shiro, ghosiki, kujaku, tanco, dan masih banyak lagi.
“Yang best seller dan penjualannya cepat adalah jenis kohaku, sanke, showa, ghoisiki, dan kujaku karena orang-orang melihat pola dan warna,” jelas Shahrul.
Dari usahanya tersebut, ia pernah mendapatkan omzet terbesar Rp60 juta. Setiap bulannya, ia mendapatkan pendapatan kurang lebih belasan juta sesuai dengan waktu panen ikan koi.
Shahrul menjelaskan, “Omzet terkadang naik turun, terutama ketika musim kemarau karena membatasi pengangkatan ikan. Soalnya siang panas sementara malam dingin. Hal itu memengaruhi kualitas ikan.”
Dalam memasarkan usahanya, Shahrul pun tidak main-main. Berbekal ilmu pemasaran digital yang diajarkan di SMK, ia membuat akun media sosial khusus pemasaran agar semakin dikenal oleh banyak orang. Dengan Instagram sharul_koifarm dan Facebook Lorpom Kanigoro Koifarm, ia bisa menjangkau lebih banyak potensial pembeli.
“Kami jual ikan se-nusantara dan pernah juga ke luar negeri melalui perantara,” jelas Shahrul.
Shahrul merasa jika ia tidak bersekolah di SMK ia tidak bisa mengetahui banyak hal tentang dunia perikanan. Selain itu, yang paling utama ialah ia tidak akan bisa mengembangkan bisnis dan meraih pendapatan dengan budi daya ikan koi.
Pembelajaran di SMK memfasilitasi siswa untuk dapat berwirausaha. Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala SMKN 1 Kademangan, Hadi Sucipto, menjelaskan bahwa sebagai SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), SMKN 1 Kademangan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, inovatif, dan berorientasi pada keunggulan.
“Kami ingin menjadi SMK pencetak wirausaha dengan pengembangan karakter dan keterampilan teknis di masing-masing jurusan,” tegas Hadi. (Zia/Cecep)