Sehari Mampu Terjual hingga 700 Box, Alumnus SMKN 1 Cibadak Sukses Kembangkan Bisnis Kue Moci

Sehari Mampu Terjual hingga 700 Box, Alumnus SMKN 1 Cibadak Sukses Kembangkan Bisnis Kue Moci

Sukabumi, Ditjen Vokasi – Tak pernah menyangka bisnis yang dijalani akan berkembang pesat, Mustika Fajar, alumnus SMKN 1 Cibadak tahun 2013 sukses jalani bisnis kue mocinya.


“Bisnis yang saya jalani sekarang ini sangat relevan dengan materi yang saya pelajari dulu ketika sekolah. Menjalankan usaha ini membuat saya merasa sekolah lagi,” ucap Fajar.


Fajar menuturkan bahwa ide mengembangkan bisnis ini bermula saat ia mendapatkan kesempatan untuk prakerin di perusahaan kue moci. Di sana Fajar banyak belajar terkait moci. 


“Jadi, begitu selesai prakerin saya sudah mendapatkan banyak bekal.  Saya pikir permintaan kue moci di pasar sangat bagus mengingat kue ini merupakan oleh-oleh khas dari Sukabumi dan ini peluang yang bagus apabila saya kembangkan,” tutur Fajar.




Setelah memantapkan niat, akhirnya pada tahun 2013 Fajar mulai merintis usahanya dengan dibantu sang ibu. Tak semudah membalikkan telapak tangan, usaha kue mocinya ini pernah mengalami pasang surut, sebelum akhirnya bisa berjalan sampai sekarang.


Pada tahun 2015 usaha kue moci milik Fajar ini harus berhenti. Latar belakangnya yang berasal dari keluarga yang kurang mapan membuat uang hasil penjualan dipakai untuk kebutuhan sehari-hari sehingga uang hasil penjualan tidak berputar sebagaimana mestinya. 


“Tahun 2015 saya kerja di Bogor dan baru sebulan kerja saya pun memutuskan untuk berhenti dan melanjutkan usaha saya. Begitu pula di tahun 2016, saya mendapatkan pekerjaan di Depok baru sebulan bekerja kemudian saya berhenti dan melanjutkan usaha ini sampai sekarang,” ucap Fajar.


Tahun 2016, Fajar membuat komitmen bahwa uang hasil penjualan harus jelas dan berputar sebagaimana mestinya demi berkembangnya usaha moci ini.




“Alhamdulillah, setelah uang diatur dengan lumayan baik, barulah bisa melangkah sedikit demi sedikit sampai sekarang,” ucap Fajar.


Produk yang diberi nama Mochi Tsuki ini dijual dengan harga 35 ribu dan hanya bisa diberi secara langsung melalui tokonya. Dalam hari kerja, produk ini mampu terjual hingga 350 boks. Lain halnya dengan akhir pekan atau libur lebaran, Moci Tsuki oleh-oleh khas Sukabumi mampu terjual dari 700—1.500 boks.


“Kita ngga kirim-kirim by ekspedisi karena kadaluwarsanya cuma 3 hari. Pembelinya ada yang dari dalam kota ada yang dari luar juga. Mereka berkunjung ke Sukabumi dan beli kue untuk oleh-oleh,” ucap Fajar.


Saat ini, Fajar memiliki 14 karyawan yang membantunya dalam mengembangkan usaha Mochi Tsuki ini. Fajar berharap usahanya ini dapat berkembang lebih pesat lagi sehingga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. (Aya/Cecep)