Saat Mimpi Dijahit Rapi, Perjalanan Nana dari SMK Tata Busana hingga Memiliki 2 Bisnis di Usia Muda

Saat Mimpi Dijahit Rapi, Perjalanan Nana dari SMK Tata Busana hingga Memiliki 2 Bisnis di Usia Muda

Bogor, Ditjen Vokasi PKPLK – Ketertarikan pada dunia fesyen yang tumbuh sejak kecil membawa Nana, seorang perempuan muda penuh semangat asal Bogor, Jawa Barat, meniti jalan penuh warna dalam dunia tata busana dan wirausaha.


Perempuan yang memiliki nama lengkap Ananda Siti Muthmainnah mulai menunjukkan ketertarikannya pada bidang fesyen ketika ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Nana sangat senang mengubah baju lama menjadi baju dengan tampilan terbaru. 

“Saya sejak kecil sudah tertarik dengan fesyen. Saat SMP saya tertarik rework baju dan dari situlah saya mulai belajar menjahit. Keinginan belajar fesyen semakin menggebu dan saya pun memiliki cita-cita menjadi fashion entrepreneur. Dari situ saya tahu, saya ingin serius di dunia fesyen,” ujar Nana.

Semangat itulah yang mengantarkan Nana memilih SMK Negeri 3 Bogor dengan Konsentrasi Keahlian Tata Busana sebagai jalan pendidikan formalnya. Di sana, ia tidak hanya mempelajari teknik menjahit dan desain pakaian, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan kreativitas dalam menciptakan karya-karya orisinal.


Sejak duduk di bangku SMK, Nana memiliki cita-cita untuk memiliki brand fesyen sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, Nana semakin giat dalam mempelajari segala hal yang menyangkut dunia fesyen. Dengan berbekal ilmu yang didapatkan ketika SMK, setelah lulus sekolah dan sembari menunggu waktu masuk kuliah, Nana memberanikan diri untuk membangun brand fesyen yang dinamakan “Saynana”. Perlahan namun pasti, Nana berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi fashion entrepreneur


Antara Kerja, Kuliah, dan Fesyen

Selain merilis brand fesyen, setelah lulus dari SMK, Nana memanfaatkan waktu tersebut untuk bekerja di sebuah butik. Pengalaman kerja yang ia dapatkan semakin melengkapi kebutuhan Nana dalam mengembangkan brand fesyen miliknya. Berbekal mesin jahit dan dukungan dari orang tua, ia mulai menerima pesanan dari tetangga, dosen, dan teman-teman. Seiring waktu, pelanggan bertambah dan usahanya pun berkembang menjadi label pakaian lokal yang kini bisa diakses di salah satu e-commerce dan telah memiliki pelanggan dari berbagai daerah bahkan mancanegara.

Puncak kebanggaan bagi Nana datang saat salah satu konsep baju yang ia rancang bersama tim kerjanya terpilih untuk tampil dalam acara bergengsi Jakarta Fashion Week (JFW) di tahun 2023 dan di tahun 2024 setelah Nana lulus SMK. 


"Itu momen yang tidak akan saya lupakan. Melihat karya saya yang kerjakan berjalan di runway, di depan para profesional industri mode, rasanya kayak mimpi," katanya dengan mata berbinar.

Sadar akan pentingnya ilmu dalam mengelola bisnis, Nana pun melanjutkan pendidikan dengan mengambil kuliah di bidang komunikasi pemasaran digital. Pilihan jurusan ini tidak lepas dari keinginannya untuk lebih memahami strategi pemasaran, khususnya di era digital yang terus berkembang.


“Ketika SMK, saya sudah belajar banyak tentang cara produksi. Oleh karena itu, untuk mengembangkan bisnis ini, saya perlu mempelajari komunikasi pemasaran digital. Ilmu ini sangat melengkapi kebutuhan saya sehingga saya tahu bagaimana cara memasarkan produk dengan tepat,” ucap Nana. 

Namun, kisah sukses Nana tidak berhenti di dunia fesyen. Kecermatannya membaca peluang membawanya merambah satu bidang usaha lain, yakni social media agency. Bidang usaha ini telah membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah Bogor dalam mengenalkan produk UMKM dan menaikkan profit penjualan UMKM. 

Kedua bidang bisnis tersebut kini dikelola Nana dan dibangun secara perlahan. Ia mengaku bahwa kunci dari keberhasilannya adalah kemauan untuk belajar, konsistensi, dan berani mengambil risiko.

Selain berbisnis, Nana juga aktif berbagi ilmu melalui konten-konten yang dibagikan di media sosialnya. Ia kerap membagikan pengalamannya yang berkaitan dengan fesyen, wirausaha, dan lainnya dengan tujuan untuk memberi motivasi bahwa dari pendidikan kejuruan pun seseorang bisa sukses asal tekun dan percaya pada proses.

“Dulu banyak yang bilang SMK itu kurang punya masa depan cerah. Tapi saya yakin, asal kita punya niat dan kerja keras, SMK justru bisa jadi pintu gerbang untuk wirausaha,” ucap Nana.

Kini, di usia yang masih terbilang muda, Nana berhasil membuktikan bahwa mimpi yang dijahit dengan rapi, kesabaran, dan semangat, bisa menjadi kenyataan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak anak muda untuk tidak ragu mengejar passion, bahkan dari hal yang terlihat sederhana, seperti menjahit di ruang kamar sendiri. (Aya/Dani)