Project Based Learning Kolaborasi Tiga Jurusan, SMKN 2 Depok Hasilkan Produk Trainer

Project Based Learning Kolaborasi Tiga Jurusan, SMKN 2 Depok Hasilkan Produk Trainer



Sleman, Ditjen Vokasi – Keberadaan industri di dunia kian mengalami peningkatan yang sangat pesat. Peningkatan jumlah industri harus diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang benar-benar terampil dan memadai.


Sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi salah satu satuan pendidikan vokasi yang menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai kompetensi keahliannya. Berbagai program pendidikan dicanangkan untuk membantu melahirkan SDM yang berkualitas, salah satunya ialah program SMK Pusat Keunggulan (PK). Sekolah yang mendapatkan program SMK PK diharapkan dapat menjadi rujukan dan ikut mendorong peningkatan kualitas di SMK sekitarnya.


SMKN 2 Depok, Sleman merupakan salah satu sekolah penerima program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan (PK SPD) pada tahun 2022. Kepala SMKN 2 Depok, Agus Waluyo, mengungkapkan bahwa banyak manfaat yang diterima setelah SMK yang ia pimpin mendapatkan program SMK PK SPD, baik dari sisi sarana prasarana, update mindset, dan hubungan kerja sama dengan industri yang semakin baik.


“Banyak sekali manfaat yang kami terima. Program PK SPD ini turut mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, link & match, penguatan karakter, mendukung penguatan kelembagaan SMK, dan pastinya peralatan praktik kita semakin lengkap dan sesuai standar industri,” ungkap Agus.


Di sisi lain, Waka Kurikulum SMKN 2 Depok, Suroto, menyampaikan bahwa dalam mendukung pelaksanaan program SMK PK di sekolah, SMKN 2 Depok juga melaksanakan kegiatan teaching factory (Tefa) berbasis project based learning (PBL). Salah satu Tefa yang dikembangkan oleh SMKN 2 Depok ialah pembuatan produk trainer. 




“Sebelum pelaksanaan Tefa, siswa-siswa kami bagi menjadi 3 tim. Kemudian, mereka mendapat arahan dahulu dari pihak industri terkait desain, sistem kerja, K3, dan cara menggunakan peralatan. Siswa sangat antusias sekali ketika mendapatkan proyek ini. Mereka bisa belajar banyak terkait kebutuhan industri,” tutur Suroto.


Dalam pembuatan trainer ini, SMKN 2 Depok bekerja sama dengan PT Inamas Sintetis Teknologi (Inastek), Yogyakarta, di mana PT tersebut memberikan proyek sekaligus menyediakan bahan pembuatan produknya. Pengerjaan produk trainer ini melibatkan siswa dari tiga jurusan, yakni Jurusan Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur (TFLM), Jurusan Otomotif, dan Jurusan Teknik Otomasi Industri.


Terdapat tiga tahapan dalam proses pembuatan produk trainer ini. Tahapan pertama yakni pembuatan rangka, casing, dan pengelasan yang dikerjakan oleh siswa Jurusan TFLM. Tahapan kedua ialah pengecatan dan pengujian trainer yang dikerjakan oleh siswa Jurusan Otomotif. Tahap akhir ialah tahap perakitan dan pengujian, di mana siswa Jurusan Teknik Otomasi Industri ini lah yang mengerjakannya.


Produk trainer dapat dikerjakan dalam waktu satu bulan. Sampai dengan saat ini, SMKN 2 Depok telah membuat 20 unit trainer kelistrikan dasar, 20 unit trainer AC/DC training sistem, dan 7 unit trainer portable industrial motor and transformer. Produk-produk yang telah selesai dibuat kemudian diserahkan kepada pihak industri.


Masih menurut Suroto, proyek yang diberikan oleh industri ini merupakan salah satu komitmen dan tindak lanjut dari MoU sekolah dengan industri mitra dalam meningkatkan kualitas SDM SMKN 2 Depok. Kedua pihak saling diuntungkan, di mana siswa bisa belajar praktik langsung tanpa harus memikirkan besarnya biaya dan pihak industri pun bisa memenuhi permintaan pasar dengan menyediakan produk trainer yang berkualitas buatan siswa SMKN 2 Depok.


“Siswa itu senang kalau diajak praktik langsung. Kami dapat proyek dari industri, terus industri memberikan bahan pembuatannya. Nah, siswa-siswa kami yang kemudian mengeksekusinya sehingga jadi sebuah produk trainer ini. Kami sangat diuntungkan dari proyek ini, siswa bisa terjun langsung kemudian setelah selesai produknya, industri mitra juga memberikan insentif pada siswa,” tutur Suroto.


Suroto berharap ke depannya hubungan sekolah dengan industri akan terus meningkat karena peran industri sangat berpengaruh dalam percepatan peningkatan kualitas siswa SMKN 2 Depok. 


Salah satu siswa SMKN 2 Depok, Muhammad Usamah Syauqiy Nabil, menceritakan bahwa melalui PBL yang dilakukan di sekolah ia mendapatkan ilmu tambahan. Selain itu, Syauqiy juga bisa langsung mengaplikasikan ilmu yang telah dia dapat di sekolah untuk mengerjakan proyek tersebut.


“Sangat senang lah, apalagi ini langsung praktik dan dibimbing pihak industri juga. Saya banyak belajar dari pengerjaan proyek trainer ini, mulai dari belajar kedisiplinan, kerja tim, ketelitian, dan banyak lagi pelajaran yang saya dapatkan. Saya rasa kegiatan seperti ini harus sering diadakan karena dapat memicu semangat belajar saya dan teman-teman lainnya,” ucap Syauqiy. (Aya/Cecep Somantri)