Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Berikan Arum Pendapatan Dua Digit dari Rumah

Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Berikan Arum Pendapatan Dua Digit dari Rumah

Bantul, Ditjen Vokasi - Ketekunan selalu membuahkan hasil, begitu pun dengan Padang Arum Sari. Gadis berusia 24 tahun tersebut merupakan alumni program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang kini sudah memiliki rintisan usaha yang berkembang bernama PAF Kitchen. Dalam sehari, ia membuat ratusan makanan dan berhasil meraih omset dua digit setiap bulan.


Arum mengikuti program PKW 2023 di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Budi Mulia Dua (BMD) Culinary School, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Memiliki passion di bidang tata boga, ia pun meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan gratis tersebut. 


Program PKW merupakan program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan. Program ini bertujuan untuk menghadirkan wirausaha unggul di bidangnya masing-masing, termasuk bidang boga. Salah satunya adalah Arum. 


“Sebelumnya, saya juga sudah usaha kecil-kecilan dan belum konsisten. Namun, setelah ikut program PKW omzet saya menaik tiga kali lipat,” ungkap Arum. 


Arum bercerita bahwa sebelum mengikuti program PKW ia masih belum bisa memvariasikan menu tetapi dengan pelatihan intensif di LKP BMD ia pun bisa berkreasi. Tak hanya itu, program PKW benar-benar mempersiapkannya sebagai seorang wirausaha. Mental kewirausahaannya sangat terasah sehingga membuat ia tak gampang menyerah.


Arum menjelaskan, “Di PKW saya tidak hanya belajar teknis membuat macam-macam kue atau makanan, tetapi juga manajemen wirausaha, inspirasi-inspirasi untuk ide pengembangan wirausaha, pemasaran produk, praktik produk, dan ada juga sosialisasi sertifikasi halal.”


Dapat Dua Digit Hanya Dari Rumah

Setelah pelatihan selama kurang lebih dua bulan, Arum mulai mengembangkan usahanya. Ia pun mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha berupa alat-alat masak, seperti kompor, mixer, blender, kukusan, oven, timbangan, wajan, tabung gas, dan box donat. Bahkan, ia pun mendapatkan booth dan kontainer toko. Dengan alat-alat itulah ia mengembangkan usahanya meski dari rumah.


Dari teori pastri dan bakeri yang ia pelajari di LKP, ia pun menjual putu ayu dan bolu selai. Tak hanya itu ia pun menerima pesanan nasi ayam katsu. Ia terbiasa menjualnya di pasar sekaligus menerima orderan langsung. Dalam sehari, ia membuat  putu ayu dan bolu selai dengan jumlah 195 pcs. Sementara untuk nasi ayam katsu kalau weekdays 30 pcs kalau weekend 15—20 pcs. 


“Alhamdulillah, udah bisa dapat omzet lebih dari Rp10 juta. Dari usaha ini, saya sudah bisa membantu perekonomian keluarga,” tutur Arum.


Anak pertama dari dua bersaudara itu pun mengungkapkan bahwa ia sudah mandiri dan tak meminta uang jajan lagi kepada orang tuanya. Bahkan, ia pun turut membantu sekolah adiknya. Tak berhenti sampai di situ, Arum pun berencana untuk mengembangkan lagi usahanya dengan berjualan di platform, seperti Shopee Food maupun GoFood. 


Cerita Arum yang sudah mampu mandiri ini lah yang menjadi poin penting dari pendidikan vokasi. Melalui pendidikan vokasi melalui kursus, dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik. (Zia/Cecep)