Potensial Pendidikan Vokasi Miliki Peluang Kerja Sama di Dalam dan Luar Negeri
Jakarta, Ditjen Vokasi – Pendidikan vokasi berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Keberadaan pendidikan vokasi sangat penting untuk mempromosikan lapangan kerja dan kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai langkah nyata untuk mempercepat revitalisasi pendidikan vokasi, dibutuhkan jalinan kerja sama dengan banyak pihak. Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, baik kerja sama dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam acara Temu Konsolidasi Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi 2024 di Jakarta pada Senin (5-02-2024), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa pendidikan, khususnya pendidikan vokasi tidak dapat berdiri dalam ruang vakum. Kompleksitas dalam pengelolaan pendidikan vokasi sangat berkaitan erat dengan berbagai dinamika dan perkembangan yang terjadi di dunia industri dan masyarakat.
“Hampir tidak mungkin pendidikan vokasi yang relevan dan berkualitas kalau kita tidak bekerja sama dengan industri dan masyarakat dan berbagai stakeholder lainnya,” kata Dirjen Kiki.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, Novianti, menyampaikan bahwa pendidikan vokasi Indonesia memiliki potensi besar untuk menjalin kerja sama ke dalam dan luar negeri, baik sebagai penerima ataupun sebagai pemberi.
“Teknologi tepat guna hasil pendidikan vokasi Indonesia bisa dikerjasamakan dengan pihak luar negeri begitu pun sebaliknya. Teman-teman bisa mengajukan request untuk kita diskusikan programnya yang nanti bisa kita fasilitasi,” ucap Novianti.
Senada dengan itu, Feru, Tim dari Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, menyampaikan bahwa tugas BKHM ialah menyiapkan bahan pembinaan dan penyelenggaraan kerja sama luar negeri dan fasilitasi dalam negeri serta pelaksanaan urusan publikasi dan hubungan masyarakat.
Kaitannya dengan kerja sama dalam negeri, Feru menyampaikan bahwa kementerian dapat melakukan kerja sama dengan kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, badan usaha, dan organisasi kemasyarakatan.
“Dalam melakukan kerja sama terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan salah satunya tidak untuk dikomersialkan. Kita bisa menjalin kerja sama dengan siapapun asalkan tujuannya untuk pendidikan,” ucap Feru.
Dalam kesempatan ini turut hadir juga perwakilan dari Japan Foundation dan Korea International Cooperation Agency (KOICA) yang merupakan mitra dari pendidikan vokasi.
Rahmat dari Tim Japan Foundation menyampaikan bahwa Japan Foundation telah berada di Indonesia sejak tahun 1974 dan telah menjalin kerja sama dengan Kemendikbudristek. Japan Foundation membuka berbagai program kerja sama, salah satunya yakni program pelatihan pendidikan bahasa Jepang hingga sertifikasi bahasa Jepang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang di Indonesia guna mempersiapkan tenaga kerja yang hendak bekerja di Jepang.
“Program ini terbuka untuk semua satuan pendidikan vokasi, baik SMK, perguruan tinggi vokasi, dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP),” ucap Rahmat.
Sementara itu, Alfiyah Umi, Tim dari KOICA menuturkan bahwa terdapat beberapa program kerja sama antara KOICA dengan Indonesia yang meliputi Fellowship, Work From Korea, WFK Advisor, serta Volunteer dan Advisor.
“Korea International Cooperation Agency merupakan badan kerja sama pemerintah Korea Selatan guna memaksimalkan efektivitas bantuan untuk pembangunan di negara-negara berkembang yang berdiri sejak tahun 1991,” ucap Alfiyah. (Aya/Cecep)