Polnep Kukuhkan Prof. Nurmala sebagai Guru Besar
Pontianak, Ditjen Diksi – Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) kini diketahui telah memiliki dua guru besar usai dikukuhkannya Prof. Nurmala sebagai guru besar dalam bidang ilmu manajemen pada Kamis (18/2). Adapun guru besar kali pertama disandang oleh Prof. Ardi Marwan yang saat ini tengah mengemban amanah sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin di Jerman. Sedangkan Prof. Nurmala kini mendapat kepercayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menjadi Tim Penilai PAK Direktorat Pendidikan Vokasi.
“Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ir. Hj, Nurmala, M.M. merupakan kredit poin bagi Politeknik Negeri Pontianak karena salah satu indikator penilaian akreditasi program studi dan institusi serta penilaian indikator kinerja utama perguruan tinggi vokasional, yang merupakan rasio atau persentase dosen berkualifikasi akademik S3 yang telah menduduki jabatan fungsional lektor kepala dan guru besar,” ungkap Direktur Polnep Toasin Asha.
Direktur Polnep berharap, dengan dikukuhkannya Prof. Nurmala sebagai Guru Besar Polnep akan menjadi inspirasi dan dorongan bagi para dosen yang telah memenuhi syarat untuk segera memproses pengusulan guru besarnya. Saat ini tercatat satu orang menunggu proses SK guru besar dari kementerian, dan menyusul satu orang lagi. “Semoga tahun 2021 menambah dua orang. Semoga saja prosesnya berjalan lancar dan mendapat persetujuan,” tuturnya.
Asha pun menjelaskan bahwa sebagai bagian dari masyarakat, perguruan tinggi turut memegang peran dalam keberlangsungan peradaban bangsa. “Sebagai perguruan tinggi vokasi, Polnep tidak sekadar berfungsi mencetak lulusan yang bergelar ahli, sarjana terapan atau magister terapan atau bahkan doktor terapan, melainkan juga seorang guru besar,” ujarnya.
Menurut Asha, hanya kampus yang mampu mencetak seorang guru besar yang notabene bukan disebut sebagai dosen besar. Karena, hal ini mengandung arti bahwa seorang guru besar pada hakikatnya adalah seorang guru, pendidik, sekaligus peneliti yang hasil penelitiannya ditunggu oleh masyarakat luas sebagai bagian dari wujud pengabdian. “Menjadi seorang guru besar bukan akhir dari pencapaian karir seorang dosen, tetapi justru menjadikan gelar ini sebagai spirit yang senantiasa membangkitakan inspirasi baru guna melahirkan karya-karya yang lebih brilian dan bermanfaat bagi khalayak umum,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan, pencapaian dan pemberian gelar guru besar bagi seorang dosen merupakan penghargaan yang sangat prestisisus yang diberikan oleh pemerintah. Pasalnya, tidak semua orang, khususnya dosen, yang mampu meraih dan menyandang gelar profesor. “Tentu saja, motivasi seorang dosen dalam meraih gelar tertinggi bukan karena aspek sosial dan material, melainkan idealisme tinggi untuk memajukan bangsa, terutama dalam bidang pendidikan,” terang Asha.
Direktur Polnep pun berkeyakinan Prof. Nurmala akan menularkan energi positif bagi kemajuan Polnep dan juga masyarakat luas. “Karya-karya besar Prof. Nurmala senantiasa dinantikan. Apalagi, saat ini beliau diberikan amanah sebagai Sekjen DPW Apvokasi Kalimantan Barat,” ujarnya.
Selain itu, Asha juga menegaskan kepada seluruh civitas akademika dan karyawan Polnep untuk bergerak cepat menyelesaikan berbagai problema, seiring berbagai tantangan yang dihadapi dan tingkat persaingan yang semakin ketat. Menurutnya, perbaikan penataan pengelolaan internal menjadi syarat mutlak. “Peran para dosen, khusunya dosen-dosen yang berkualifikasi S3 dan guru besar menjadi sangat penting sebagai pelopor inovasi melalui pendidikan, riset, pengabdian, dan karya besar untuk mempromosikan dan meningkatkan daya saing Polnep,” terangnya.
Pengukuhan Guru Besar Polnep tersebut dihadiri Muspida Provinsi Kalimantan Barat dan muspida kabupaten/kota, serta para pimpinan industri dan perbankan di Kalimantan Barat dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. (Diksi/Erwandi/AP)