Politeknik Indonesia Siap Bantu Kembangkan Pendidikan Vokasi Namibia

Politeknik Indonesia Siap Bantu Kembangkan Pendidikan Vokasi Namibia

Jakarta, Ditjen Vokasi - Sebanyak 13  politeknik negeri di Indonesia sepakat untuk  bekerja sama dalam membantu mengembangkan pendidikan vokasi di Namibia. Kesepakatan tersebut didapati usai pertemuan antara Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dengan Duta Besar Indonesia untuk Namibia, Wisnu Edi Pratignyo di Kantor Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Jakarta, Kamis (24/11). 


Menurut Wisnu, berdasarkan hasil pertemuan antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Windhoek dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Namibia, Pemerintah Namibia sangat tertarik untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk membantu mengembangkan pendidikan vokasi di negara tersebut. “Namibia belum terlalu mengenal Indonesia, kemudian setelah diperkenalkan dengan kemajuan yang sudah dilaksanakan Indonesia, khususnya terkait dengan pendidikan kejuruan (vokasi) maka Pemerintah Namibia ingin belajar banyak tentang praktik baik pendidikan vokasi di Indonesia dan mendirikan sekolah kejuruan (SMK),” kata Dubes Wisnu.


Berdasarkan informasi awal hasil penjajakan kerja sama pendidikan vokasi Indonesia-Namibia, saat ini Pemerintah Namibia tidak memiliki pendidikan vokasi di tingkat sekolah menengah setelah dihapus sejak 2004 lalu. Pendidikan vokasi hanya terdapat pada pendidikan tinggi dengan jenjang setara diploma I-III.


Di sisi lain, Pemerintah Namibia saat ini membutuhkan pengembangan pendidikan kejuruan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan menciptakan nilai tambah pada produk. Termasuk membekali siswa dengan kemampuan untuk kemandirian dalam membangun usaha dan menopang perekonomian Namibia. “Jadi, diharapkan hasil kerja sama yang akan dijalin ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Namibia,” kata Dubes Wisnu.


Oleh karena itu, KBRI di Windhoek mengusulkan agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dapat memberikan dukungan berupa kerja sama di bidang pelatihan, pengembangan kurikulum, dan memperkenalkan berbagai praktik baik lainnya terkait penyelenggaraan pendidikan vokasi di Indonesia kepada Pemerintah Namibia. 


Terlebih, jika melihat ke belakang, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Namibia sendiri sudah terjalin dengan baik sejak 1991. Sudah banyak juga kesepakatan yang terjalin antara dua negara pada sejumlah bidang seperti  ekonomi, pertanian, dan perikanan. Kerja sama yang akan terjalin nantinya diharapkan dapat meningkatkan kerja sama yang sudah terbangun, khususnya di bidang pendidikan. 


“Sejak penugasan tahun 2020, KBRI Windhoek telah memfasilitasi realisasi beberapa naskah kerja sama dalam bidang pendidikan tinggi antara universitas di Indonesia dengan perguruan tinggi Namibia. Hingga saat ini, kesepakatan tersebut telah ditindaklanjuti melalui beberapa kegiatan,” kata Wisnu.


Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyambut baik ajakan kerja sama dan mengaku sangat terbuka dengan peluang kerja sama di bidang pendidikan vokasi antara Namibia dan Indonesia. “Kami siap menyertai KBRI Windhoek untuk menjalin kerja sama dengan Namibia,” kata Dirjen Kiki. 

 

Menurut Kiki, sebagai tindak lanjut, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah mengirimkan surat dan menjaring perguruan tinggi vokasi yang bersedia melakukan kerja sama U to U dengan lembaga pendidikan vokasi di Namibia. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 13 perguruan tinggi vokasi di Indonesia yang menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama mengembangkan pendidikan vokasi di Namibia.


Peluang kerja sama yang bisa dilakukan antara Ditjen Pendidikan Vokasi dengan Pemerintah Namibia, antara lain berupa beasiswa dalam skema kerja sama U to U antara politeknik dengan sekolah vokasi, beasiswa melalui program darmasiswa dan atau KNB, sister school antara SMK Pusat Keunggulan dengan lembaga pendidikan menengah di Namibia, capacity building untuk instruktur atau guru sesuai sektor yang dibutuhkan, dan kerja sama G to G melalui MoU. (Diksi/Nan/CS)