Politani Pangkep Bantu Kembangkan Potensi Lokal dengan Perkenalkan Produk Patty Jamur

Politani Pangkep Bantu Kembangkan Potensi Lokal dengan Perkenalkan Produk Patty Jamur

Pangkajene Kepulauan, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi tidak hanya fokus menyiapkan keselarasan lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), tetapi juga untuk mengembangkan potensi usaha lokal di wilayah tempat politeknik itu berada. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dengan memperkenalkan patty jamur tiram sebagai diversifikasi produk pada usaha lokal masyarakat Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. 


Pengenalan produk dan pembuatan patty jamur sendiri merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sekaligus merupakan bentuk kontribusi Politani Pangkep pada pengembangan ekonomi lokal dan pemajuan industri-industri kecil di masyarakat. Pengenalan pembuatan produk patty jamur sendiri dilakukan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Nanjalling, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. 


Sebagai informasi, P4S Nanjalling saat ini sedang berfokus dalam memproduksi jamur tiram putih (pleurotus ostreatus), di mana produksinya telah mencapai hingga 10 kilogram per harinya. Bukan hanya penjual jamur mentah, P4S Nanjalling juga membuat produk olahan berupa jamur krispi dan bakso berbahan dasar jamur. Namun, produk ini dibuat saat ada pesanan dari konsumen saja. 


“Kami mencoba membawa konsep hulu-hilir dari proses pengolahan jamur tiram, pengemasan, hingga teknik pemasaran,” kata Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Politani Pangkep, Andi Ridwan Makkulawu.

 

Menurutnya, pihak Politani Pangkep memberikan pelatihan membuat sosis dan patty yang berbahan dasar dari jamur tiram putih. Sosis dan patty sendiri digunakan menjadi isian untuk roti burger yang banyak disenangi kalangan anak-anak. 


“Sosis dan patty jamur dapat menggantikan bahan dasar daging ayam atau sapi dengan kandungan protein 27% per 100 gram nya, sehingga ini dapat mengeliminasi patty ataupun sosis berbahan daging sapi,” tambah Andi. 

 

Setelah diolah menjadi burger isian sosis dan patty jamur, tim dari Politani Pangkep kemudian memperkenalkan cara pengemasan yang higienis dan menarik. Para peserta juga diajarkan bagaimana membaca tanda pada sebuah kemasan yang menjadi pengetahuan baru bagi peserta. 


“Kami membantu para peserta untuk memahami kemasan yang dikhususkan untuk produk pangan dan non-pangan, kemasan yang tahan panas hingga kemasan yang dapat digunakan berulang kali. Bukan hanya itu, peserta juga dilatih dalam membuat informasi pada sebuah label produk,” tambah Andi. 


Masih menurut Andi, pada dasarnya pelatihan yang diberikan merupakan pengetahuan dasar bagi pelaku UMKM terkait keamanan kemasan dan juga teknik pelabelan produk, sehingga masyarakat nantinya dapat menerapkan apa yang telah diperoleh. 


Pada sesi terakhir para peserta dilatih untuk mempromosikan produk serta diberikan pelatihan cara membuat konten narasi dengan memanfaatkan aplikasi Artificial Intelligence (AI). Peserta dari kalangan Gen-Z sangat antusias mempraktikkan cara membuat konten narasi marketing, dengan hanya menggunakan kata kunci kemudian naskah promosi telah disediakan oleh aplikasi AI.  


“Nantinya, pelaku usaha tidak perlu susah-susah lagi memikirkan cara menulis naskah promosi dan tentunya mempersingkat waktu kerja,” tutup Andi. (Politani Pangkep/Nan/Cecep)