Perkuat Relevansi Perguruan Tinggi Vokasi dan DUDI, Competitive Fund 2023 Kembali Diluncurkan

Perkuat Relevansi Perguruan Tinggi Vokasi dan DUDI, Competitive Fund 2023 Kembali Diluncurkan

Jakarta, Ditjen Vokasi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan, Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus mendorong relevansi pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Salah satunya adalah dengan meluncurkan kembali program Competitive Fund Vokasi 2023. 


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, dalam sambutannya saat peluncuran program Competitive Fund 2023 mengatakan bahwa Competitive Fund merupakan salah satu cara Kemendikbudristek untuk melakukan transformasi yang ireversibel dalam rangka menciptakan ekosistem pendidikan nasional yang dinilai akan lebih mampu untuk menyongsong tantangan di masa depan. 


Oleh karena itu, sebagai program prioritas Competitive Fund diharapkan dapat memfasilitasi perguruan tinggi vokasi dalam rangka meningkatkan kualitas dan mengembangkan keunggulan spesifiknya  atau relevansinya melalui penyelarasan kebutuhan DUDI. Dengan demikian, perguruan tinggi vokasi menjadi lebih relevan dengan DUDI dan juga masyarakat. 


"Kami berniat dan bersungguh-sungguh berkomitmen untuk terus mendengarkan kebutuhan industri, kebutuhan dunia kerja, dan masyarakat tentang pendidikan vokasi yang relevan. Relevan lulusannya, relevan penelitian, relevan pengabdian masyarakatnya,” kata Dirjen Kiki, Jumat (03-03-2023). 


Menurut Dirjen Kiki, program Competitive Fund 2023 kali ini memang dirancang dengan sejumlah penyesuaian-penyesuaian agar perguruan tinggi benar-benar mampu menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi yang relevan dengan DUDI dan masyarakat. Salah satunya misalnya, dengan pelibatan dengan mitra DUDI dalam pengembangan program-program yang akan diajukan. 


“Jadi, Competitive Fund 2023 ini lebih mewadahi inspirasi dan aspirasi dari penyelenggara pendidikan tinggi vokasi juga industri yang ingin bermitra dan gemas melihat ada prodi vokasi yang potensial, tapi perlu diberi dorongan supaya lebih maju maka Competitive Fund mengakomodasi itu,” kata Dirjen Kiki.


Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Kiki juga memastikan program transformasi D-3 ke D-4 maupun program D-2 Jalur Cepat yang selama ini sudah dijalankan tidak di hapus. Kedua program tersebut, menurut Kiki, lebih merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan keunggulan spesifik atau relevansi tersebut. Dengan demikian, dalam pelaksanaan, Dirjen Kiki menilai harus dilandaskan pada relevansi dari kebutuhan DUDI dan masyarakat. 


“Karena transformasi D-3 ke D-4 dan D-2 Jalur Cepat itu bukan tujuan, melainkan adalah cara kita untuk menjadi lebih relevan. Tujuan utamanya adalah tetap relevansi," ujar Dirjen Kiki.


Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Muhammad Fajar Subkhan, mengatakan bahwa penyelenggaraan program Competitive Fund sudah memasuki tahun ke-4. Program ini telah membantu perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi baik negeri maupun swasta dalam menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan industri melalui pelaksaan project based learning (PBL), peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui sertifikasi kompetensi pelatihan, peningkatan mitra strategis dengan dunia kerja, serta upgrade peralatan laboratorium 


“Tahun ini, konsep Competitive Fund vokasi akan berkembang. Pada fase sebelumnya lebih berfokus pada fase input, di mana disiapkan untuk penyiapan program studi. Pada tahun ini ditujukan pada fase proses untuk mendukung perguruan tinggi vokasi dalam meningkatkan kebekerjaan lulusannya,” kata Fajar Subkhan saat Peluncuran Program Competitive Fund 2023.


Menurut Fajar Subkhan, perguruan tinggi vokasi dapat memanfaatkan program ini untuk merumuskan atau memutakhirkan desain produk unggulan, mengusulkan sertifikasi kompetensi industri bagi dosen dan tenaga kependidikan, pengembangan inovasi pembelajaran, mengembangkan sistem pelatihan informasi yang berskala internasional, dan sebagainya. 


Program ini, lanjut Fajar Subkhan, tidak saja memberikan manfaat bagi perguruan tinggi vokasi saja, tetapi juga bagi industri melalui kolaborasi dalam bentuk standardisasi pengujian maupun evaluasi produk unggulannya dan juga pengembangan laboratorium maupun teaching factory.


“Kami berharap program ini bisa memberi manfaat bagi seluruh unsur perguruan tinggi baik secara kelembagaan, dosen, maupun tenaga kependidikannya dan utamanya adalah bagi mahasiswa serta mitra industri  baik dunia kerja maupun dunia industri,” kata Fajar Subkhan. (Nan/Cecep Somantri)