Perkuat Kompetensi Desain Grafis, LKP Smart Plus Miliki Tefa Laboratorium Sablon
Pringsewu, Ditjen Vokasi - Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Smart Plus, Pringsewu, Lampung turut serta menghasilkan tenaga kerja di bidang keterampilan desain. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan tenaga desain di daerah Lampung yang meningkat dari tahun ke tahun. LKP yang sudah berdiri sejak tahun 2013 juga rutin dipercaya dalam menyelenggarakan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan.
Program pelatihan desain komunikasi visual (DKV) sendiri memiliki peluang kerja yang sangat banyak. Profesi seperti Desain Grafis dan Animator menjadi pekerjaan yang sangat diincar oleh industri. Lulusan pelatihan DKV pun dapat bekerja di agensi periklanan, percetakan & digital printing, dan lain sebagainya.
“Saat ini, semua industri butuh tenaga desain, baik industri kecil dan menengah ataupun industri besar. Tenaga desain ini sangat diperlukan untuk dalam proses packaging sampai dengan kebutuhan marketing,” tutur Direktur LKP Smart Plus, Mustofa.
Untuk memperkuat kompetensi peserta didik, LKP Smart Plus juga memiliki teaching factory (Tefa) sebagai sarana praktik, yaitu @medinaapparel_. Produk yang dihasilkan dari produk tersebut meliputi t-shirt dan suvenir hias.
“Kami mengolaborasikan teori dengan praktik melalui Tefa ini. Teori yang disampaikan di kelas akan dipraktikkan secara langsung di lab sablon,” ujar Mustofa.
Berdasarkan fungsinya, Tefa di LKP Smart Plus pun menjadi ajang peserta didik untuk berwirausaha di bidang sablon dan percetakan. Peserta dapat mempromosikan hasil desainnya lalu dapat memproduksinya di Tefa tersebut.
Tefa yang sudah berjalan dari tahun 2020 itu sudah memiliki orderan terbanyak sebesar 400 pcs. Peralatan di Tefa bidang desain dan percetakan pun cukup memadai. Tersedianya alat cutting, sablon manual dan digital, serta alat press kaos menjadi cara untuk peserta didik memahami penggunaan alat-alat tersebut. Selain itu terdapat juga mesin pin dan mesin mug yang memudahkan peserta didik membuat suvenir.
Suksesnya Program PKK di LKP Smart Plus
Dalam pembelajaran PKK yang kurang lebih 30 hari, peserta didik diberikan pelajaran dengan proporsi 70% praktik dan 30% teori. Praktik-praktik yang diajarkan di LKP ini pun meliputi mencetak hasil desain seperti sampul buku dan poster. Untuk membangkitkan minat kewirausahaan peserta didik, LKP Smart Plus pun membuat barang siap jual dan mempromosikannya melalui media sosial.
Selain melatih hard skills peserta didik, LKP Smart Plus menyelenggarakan acara ‘ruang inspirasi’, yaitu kegiatan untuk memotivasi peserta didik.
“Kami fasilitasi peserta didik untuk mengubah mindset agar sukses dan mau berjuang sungguh-sungguh,” tutur Mustofa.
Dalam kegiatan tersebut, LKP Smart Plus mengundang tokoh masyarakat dan pebisnis mudah untuk menjadi motivator. Selain itu juga diberikan materi mengenai service of excellent yang bercerita mengenai budaya kerja di industri dengan mengundang HRD, manager, atau pebisnis.
Dari PKK di tahun 2021-2022, terdapat lebih dari 70% alumni yang sudah terserap kerja di industri, di antaranya PT Acochem Indonesia, CV Print Top, dan CV Adipati Utama. Percetakan besar yang menerima alumni PKK LKP ini adalah percetakan Smart Printing, Surya Digital Printing, dan masih banyak lagi.
Salah satu alumni PKK 2017 yang sudah terserap kerja dan mempunyai usaha pribadi adalah Siska (21). Perempuan muda asli Pringsewu tersebut pun sudah bekerja di percetakan Kilimanjaro (@kilimanjaro_printing). Sementara itu, usaha kecil-kecilannya adalah ia membuka jasa desain untuk spanduk, buku yasin, dan juga poster.
Awalnya Siska tidak terlalu mahir dalam mendesain. Setelah kursus di LKP secara gratis, ia mendapatkan kesempatan bekerja di percetakan tersebut.
“Yang paling saya rasakan setelah ikut PKK itu yang pasti ilmu tentang desain. Selain itu, ilmunya bermanfaat banget untuk berbisnis dan buka usaha sendiri,” tutur Siska. (Zia/Cecep Somantri)