Perkuat Kerja Sama Indonesia-Prancis melalui Governing Board Meeting

Perkuat Kerja Sama Indonesia-Prancis melalui Governing Board Meeting

Jakarta, Ditjen Vokasi – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengadakan Governing Board Meeting (15-05-2023).


Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia. Pada tahun 2017 Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjalin kerja sama dengan Schneider Electric Indonesia, MoECRT Indonesia, dan Kementerian Nasional dan Pemuda Prancis.


Tujuan dari kerja sama ini yaitu untuk mewujudkan Indonesia 4.0 Center of Excellence (CoE), melatih guru, membangun sarana prasarana untuk SMK, dan melatih siswa SMK di bidang listrik, otomasi dan energi terbarukan. 


Oleh karena itu, untuk memantau dan mengevaluasi kinerja pelaksanaan program dan memperkuat kerja sama antara Indonesia dengan Prancis, Kemendikbudristek melalui Ditjen Pendidikan Vokasi mengadakan Governing Board Meeting (GBM).




Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kebijakan reformasi pendidikan yang disebut Merdeka Belajar. Kebijakan ini bertujuan untuk mengubah sistem pendidikan di Indonesia agar lebih inklusif di setiap sektor khususnya pada pendidikan vokasi. 


Berangkat dari pentingnya vokasi dalam mempersiapkan dunia kerja masa depan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.


Peraturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan kejuruan di Indonesia untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan kompetitif, memberikan keterampilan yang dibutuhkan pekerja supaya sesuai dengan di pasar kerja. Dengan tenaga kerja terampil, pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkat dan pekerja lebih siap menghadapi tuntutan Industri 4.0. 




“Saya percaya bahwa salah satu tujuan dari program kemitraan ini adalah untuk mendukung agenda nasional Indonesia dalam menjadikan Indonesia 4.0 Center of Excellence di mana para dosen, guru, dan siswa SMK mendapatkan pelatihan melalui program Matching Fund. Sekolah dan lembaga pendidikan kejuruan akan lebih leluasa mengembangkan kebutuhannya seperti mendirikan CoE, magang, link and match dan program prioritas lainnya. Keberhasilan dari program CoE dapat dilihat dari terbangunnya laboratorium di 144 SMK, 402 guru dan teknisi telah mendapatkan pelatihan. Kami menyambut lebih banyak lembaga dan industri kejuruan dan pelatihan Perancis untuk bergabung dalam program ini,” ucap Suharti.


Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, menuturkan bahwa pentingnya pendidikan vokasi dalam mempersiapkan dunia kerja masa depan. Oleh karena itu, Ditjen Pendidikan Vokasi selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia guna menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satunya adalah melalui kerja sama antara Indonesia dengan Prancis.


Kerja sama antara Indonesia dengan Prancis dalam TVET telah dimulai pada tahun 2008 ketika kedua negara menandatangani kesepakatan untuk mendirikan French-Indonesian Centre for Advanced Education and Training (FICATE). Kedua negara telah berkolaborasi dalam beberapa proyek, termasuk pengembangan program gelar master bersama di bidang teknik dan pembentukan program pelatihan kejuruan bersama di industri perhotelan. 


“Program CoE telah menunjukkan hasil positif dalam menyediakan program pengembangan profesional dengan ikatan akademik-industri yang secara khusus didedikasikan untuk guru dan siswa kejuruan. Program kerja sama dengan Schneider Electric Indonesia dilakukan melalui Matching Fund. Program Ini memberikan ruang bagi mitra industri Indonesia untuk berpartisipasi dalam sektor pendidikan,” ucap Saryadi. 


Melalui pertukaran pengetahuan dan keahlian, pengembangan program pelatihan bersama, dan penggunaan teknologi baru dan metodologi pengajaran, Indonesia dan Prancis membantu mempersiapkan kaum muda untuk angkatan kerja global dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua negara. 


“Saya percaya bahwa diskusi dan hasil dari pertemuan ini akan menjadi dasar yang kokoh untuk kerjasama dan kemitraan lebih lanjut antara kedua negara kita dalam pendidikan kejuruan. Mari kita terus bekerja sama menuju tujuan bersama untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi siswa dan tenaga kerja kita,” ucap Saryadi. (Aya/Cecep)