Peluang Pasar Tenaga Kerja untuk Lulusan Pendidikan Vokasi
Jakarta, Ditjen Vokasi - Pernahkah kamu bayangkan bagaimana kondisi Indonesia 10 tahun ke depan? Menurut Sekretaris Jenderal, Kemendikbudristek, Suharti, berdasarkan Susenas Agustus 2022, jumlah penduduk akan tumbuh terus menerus sampai 2035 dengan proporsi usia produktif atau usia kerja yang tinggi mencapai 30,9%.
Besarnya angka tersebut harus diimbangi dengan kualitas sumber daya terampil dan unggul sehingga dapat mudah diserap industri untuk meningkatkan perekonomian negara. Selain itu, ditambah dengan mayoritas usia produktif yang sudah ingin bekerja. Salah satu yang menjadi tombak dalam peningkatan kualitas sumber daya tersebut adalah dengan pendidikan vokasi.
“Dari data yang saya dapatkan, pada rentang 21-30 tahun orientasi masyarakat sudah ingin bekerja. Bahkan, ada penduduk yang di bawah usia 21 tahun sudah bekerja dengan jumlah 20.000-30.000 orang,” jelas Suharti dalam pemaparannya di acara pembukaan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan dan Program Pendidikan Vokasi 2023 (20-2-2023).
Suharti menyampaikan bahwa mayoritas keinginan penduduk yang ingin langsung bekerja terlihat dengan memilih pendidikan vokasi, khususnya di satuan SMK. Terbukti dari 10 tahun terakhir, jumlah lulusan pendidikan vokasi SMK semakin besar terutama dalam rentang usia 21-30 tahun sesuai dengan kebijakan pendidikan vokasi di 10 tahun yang lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pendidikan vokasi yang disusun saat ini akan berdampak pada kualitas lulusan vokasi 5-10 tahun yang akan datang.
Untuk itu, peningkatan kualitas sumber daya juga harus memperhatikan sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, khususnya di bidang agrikultur, maritim, kehutanan, dan perdagangan.
Suharti mengimbau, “Perlu adanya upaya untuk mendorong program pendidikan vokasi dalam meningkatkan kualifikasi dan produktivitas penduduk yang bekerja di sektor-sektor tersebut.”
Dengan adanya program vokasi yang tepat, sektor-sektor tersebut akan unggul karena tenaga kerja yang dipersiapkan sudah kompeten sehingga dapat menggantikan tenaga kerja yang kualitasnya kurang mumpuni.
Peluang pasar tenaga kerja juga dapat terlihat dari jumlah lulusan dan calon lulusan bidang teknologi di SMK meningkat secara signifikan dari tahun 2019-2023. Calon lulusan SMK di bidang teknologi informasi dan komunikasi diprediksi dapat mencapai 400.000 lebih, sedangkan untuk bidang teknologi dan rekayasa hampir berjumlah 600.000.
Dari tingginya peluang tersebut, tenaga kerja yang unggul dan kompeten dapat dicetak melalui pendidikan vokasi. Lulusan pendidikan vokasi pun dapat berdaya saing yang tinggi, khususnya di sektor-sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti agrikultur, maritim, kehutanan, perdagangan, dan teknologi. Kebijakan dalam penguatan ekosistem vokasi yang kolaboratif memberikan peran yang sangat penting, mulai dari level satuan vokasi sampai dengan direktorat teknis di lingkungan Ditjen Pendidikan Vokasi. (Zia/Cecep Somantri)